Dengan cara mengangsur, akhirnya Sarsito bisa membeli kembali rumah di Tawangmangu. Rumah di Tawangmangu itu ternyata berkah bagi kehidupan Sarsito, karena waktu itu Sarsito makin tua dan mulai sakit-sakitan. Setelah berhasil membeli kembali rumahnya itu Sarsito kemudian tinggal di Tawangmangu. "Eyang yang dulu mengeluh sakit, setelah tinggal di sini kembali (Tawangmangu) Â menjadi sehat, karena tiap pagi jalan kaki dengan lingkungan udara yang segar," kata Darma Tantyo. Sarsito menikmati hari tua di vilanya sederhana tapi indah karena dikelilingi taman bunga di Tawangmangu yang dibelinya dari keringatnya sendiri, bukan fasilitas dari Mangkunegaran atau Pemerintah RI.
Sarsito Mangunkusumo wafat diusia 90 tahun (1897-1987). Ketua SRV itu dimakamkan bersebelahan dengan isteri tercinta di pemakaman keluarga Mangunkusumo di Temu Ireng, Kr Anyar Solo, agak jauh dari makam Mangkunagoro VII. "Perhatikan warna makam ini" kata Darma Tyanto sambil menunjuk warna merah bata dan warna putih marmer dimakam pasangan Indonesia-Belanda itu. "Ini wasiat Eyang sebelum meninggal," kata Darma Tyanto Saptodewo. (wir)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H