Mohon tunggu...
Hari Wiryawan
Hari Wiryawan Mohon Tunggu... Dosen - Peminat masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo.

Penulis lepas masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Perlukah Partai Oposisi di Indonesia?

24 Oktober 2019   21:50 Diperbarui: 25 Oktober 2019   07:47 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal hal itu bagi orang Indonesia bisa dianggap tidak masuk akal. Namun kenyataanya diterima oleh warga negara kedua negara tersebut (Australia dan Kanada). Ini hanya beberapa contoh bahwa hal-hal yang fundamental sudah tidak merupakan masalah bagi kekuatan politik dibanyak negara maju.

Sedangkan di Indonesia, hal hal yang fundamental seperti ideologi, wilayah masih terus dipermasalahkan. Pancasila sebagai sebuah ideologi yang masuk akal, tidak bertentangan dengan agama manapun di Indonesia, hingga saat ini masih ditentang oleh orang yang beragama. 

Indonesia yang memiliki wilayah dari Sabang sampai Merauke masih ditentang oleh rakyatnya sendiri.

Yang mempersolakan aspek fundamental di Indonesia bukan dari kalangan partai politik tetapi justru di luar partai politik. 

Dan di sinilah permasalahanya kalangan non-parpol bisa berfungsi sebagai kelompok oposisisi mereka bisa merupakan organisasi massa, yang permanen atau organisasi dadakan yang dibentuk kemarin sore. 

Oposisi bisa tiba-tiba muncul karena beberapa elit daerah tidak puas dengan situasi politik maka mengancam untuk keluar dari wilayah Indonesia.

Dengan demikian kelompok oposisi akan selalu ada, apakah di Indonesia ada atau tidak ada partai oposisi. Bahkan dengan isu-isu yang fundamental yang mengancam keberadaan negeri ini.

Dengan demikian situasi Indonesia jauh lebih berat dari pada di negara maju, walaupun partai oposisi di Indonesia saat ini melemah. Pemerintah dalam lima tahun ke depan masih akan menghadapi "oposisi" yang bukan dari partai politik itu.

Oleh : Hari Wiryawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun