TARGET: Target pasar Bank Jago Syariah adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). UMKM masih memiliki potensi pasar yang sangat besar. Untuk menjangkau segmen ini, Bank perlu membangun jaringan kantor cabang yang luas yang dirancang khusus untuk usaha mikro dan kecil. Melihat situasi saat ini, Bank telah menerapkan strategi bisnis yang berfokus pada kemitraan dengan lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank. Kemitraan ini pada akhirnya akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan Bank, termasuk memperluas jaringan melalui cabang-cabang yang dimiliki oleh para mitranya.
Secara sederhana, Bank Jago Syariah bertujuan untuk menjadi mitra yang handal dan terpercaya dalam dunia usaha dengan menyediakan layanan perbankan prima yang diapresiasi oleh masyarakat dan dunia usaha nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Jago Syariah berencana untuk membangun jaringan kantor yang luas yang dapat melayani seluruh lapisan masyarakat melalui kemitraan yang saling menguntungkan. Dengan demikian, Bank Jago Syariah dapat memperluas jangkauannya dan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhannya.
Analisis SWOT
Apa yang membuat Bank Jago Syariah bisa semudah itu berkolaborasi dengan platform lainnya? Apa strategi yang dilakukan oleh Bank Jago/Jago Syariah? Hal tersebut tentu bisa didapatkan dari analisis SWOT yang penulis rangkum berikut ini berkaitan dengan Strengths (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), dan Threats (Ancaman).
Strengths (Kekuatan) :
1. Kenyamanan dalam memanfaatkan data perbankan berskala besar melalui kemudahan akses dan kemampuan untuk melakukan transaksi kapanpun dan dimanapun.
2. Kemampuan untuk menjangkau masyarakat yang belum terlayani, terutama di daerah pedesaan, melalui kolaborasi dengan penyedia teknologi.
3. Penghematan biaya operasional dan pemasaran karena lembaga perbankan bermitra dengan penyedia teknologi untuk menawarkan produk keuangan kepada masyarakat.
Weakness (Kelemahan) :
1. Membutuhkan konektivitas internet yang berkualitas tinggi, baik dari segi kecepatan maupun server yang stabil, untuk mengirimkan file data selama transaksi keuangan, karena transaksi keuangan online dapat terganggu oleh konektivitas internet yang buruk.
2. Risiko kejahatan siber, seperti peretasan, penipuan, dan serangan siber, selama transaksi keuangan online, yang dapat menghalangi individu untuk melakukan transaksi online, menyebabkan nasabah lebih memilih metode perbankan tradisional.