Dalam perspektif Islam, politik memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk masyarakat yang adil, makmur, dan bermartabat. Politik, menurut Islam, bukan sekedar kekuasaan dan pemerintahan tetapi juga merupakan sarana untuk memelihara keadilan sosial, melindungi hak-hak masyarakat dan membimbing masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik berdasarkan hukum Allah. Namun ketika politik suatu negara mengalami kerusakan maka dampak negatifnya sangat merugikan tatanan sosial, ekonomi, dan spiritual masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh dari sudut pandang Islam tentang kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh kerusakan politik di suatu negara.
1. Hilangnya KeadilanÂ
Islam memandang keadilan sebagai prinsip dasar kehidupan berbangsa.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
"Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa." (QS. Al-Ma'idah: 8)
Jika politik suatu negara korup, keadilan menjadi korban pertama. Pemimpin yang diharapkan bertindak adil cenderung memihak kelompok tertentu atau melakukan korupsi dan nepotisme. Ketidakadilan ini menyebabkan perpecahan sosial, ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan meningkatnya ketidakpuasan masyarakat. Dalam Islam, ketidakadilan yang meluas dapat berujung pada kehancuran suatu bangsa karena hilangnya kepercayaan dan rasa aman dalam masyarakat.
2. Munculnya Penguasa yang zalim
Rasulullah SAW pernah memperingatkan umatnya tentang bahayanya penguasa yang zalim. Dalam sebuah hadits beliau bersabda:
"Barangsiapa yang diangkat untuk memimpin urusan kaum muslimin, lalu ia menutupi dirinya dari kebutuhan mereka, kemiskinan mereka, dan hal-hal yang menyusahkan mereka, maka Allah akan menutup dirinya dari kebutuhannya pada hari kiamat." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Ketika politik rusak, maka muncullah pemimpin-pemimpin yang tidak adil dan memperoleh kekuasaan.Pemimpin-pemimpin seperti ini sering mengutamakan kekuasaannya di atas kepentingan rakyat. Mereka menindas, mengambil keputusan tidak berdasarkan kepentingan umum dan sering memanfaatkan kekuasaan mereka untuk kepentingan pribadi atau kolektif Hal ini menyebabkan kehancuran moral dan spiritual suatu bangsa, karena mereka tidak lebih menegakkan hukum-hukum Allah dalam kehidupan berbangsa.
3. Korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
Dalam Islam, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan adalah dosa besar.
Rasulullah SAW bersabda:
"Laknat Allah bagi yang memberi suap dan yang menerima suap." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Kehancuran politik seringkali berarti korupsi yang meluas. Pejabat dan pemimpin yang tidak jujur menjadi kaya melalui cara-cara ilegal, mengabaikan kepentingan rakyat dan menodai kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Korupsi menyebabkan kesenjangan ekonomi yang kuat, mengikis kepercayaan masyarakat dan menyebabkan krisis sosial. Dari sudut pandang Islam, pemerintahan yang rusak karena korupsi kehilangan rahmat dan rahmat Allah.
4. Melemahnya Kesatuan Umat
Persatuan adalah kekuatan utama umat Islam, dan salah satu tujuan politik Islam adalah menjaga dan memperkuat persatuan umat. Allah SWT berfirman:
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai." (QS. Ali Imran: 103)
Ketika politik suatu negara rusak, umat Islam cenderung terpecah belah karena konflik kepentingan, baik di kalangan elit maupun di akar rumput. Hal ini menciptakan polarisasi dalam masyarakat, sehingga menimbulkan perpecahan antar kelompok dan suku yang berbeda. Situasi ini berbahaya karena melemahkan kekuatan umat dan rentan terhadap pengaruh kekuatan asing atau pihak-pihak yang tidak ingin menstabilkan politik Islam.
5. Kemiskinan dan Ketidakstabilan Ekonomi
Islam sangat mementingkan keadilan ekonomi dan distribusi kekayaan yang adil dalam masyarakat. Ketika politik melemah, sistem ekonomi yang adil juga rusak. Penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi yang merajalela menyebabkan distribusi sumber daya yang tidak adil, yang menyebabkan kemiskinan dan ketidakstabilan ekonomi. Allah SWT memperingatkan orang-orang yang mengumpulkan harta tanpa memperhatikan hak orang lain:
"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih." (QS. At-Taubah: 34)
Ketidakstabilan ekonomi ini memperburuk kesulitan yang dihadapi masyarakat, meningkatkan kemiskinan, pengangguran dan kerusuhan sosial. Dalam konteks ini, korupsi politik menyebabkan runtuhnya tatanan ekonomi yang adil, dan dampaknya dirasakan oleh warga negara biasa.
6. Kehancuran Moral dan Etika
Kehancuran politik suatu negara tidak hanya berdampak pada aspek tertentu dalam pemerintahan dan perekonomian, namun juga merugikan moralitas dan etika masyarakat. Ketika para pemimpin politik tidak lagi menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan, maka masyarakat cenderung mengikuti jejaknya.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Kepemimpinan yang buruk memberikan contoh yang buruk bagi masyarakat. Mereka menunjukkan bahwa kekuasaan dapat diperoleh dan dipertahankan dengan cara yang tidak jujur dan tidak adil. Hal ini menyebabkan kemerosotan moral dalam masyarakat, dimana standar moral dan etika umat Islam semakin terkikis oleh materialisme dan keserakahan.
Kesimpulan
Dalam perspektif Islam, politik memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga stabilitas sosial, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat. Kehancuran politik suatu negara mempunyai dampak negatif yang luas, mulai dari hilangnya keadilan, munculnya pemimpin diktator, korupsi, dan kemerosotan moral dan etika masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap individu umat Islam khususnya para pemimpin untuk selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, agar negara dan masyarakat dapat terus berada pada jalan yang diridhai Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H