Setelah saya mempelajari modul 2.3 tentang coaching dalam supervisi akademik, kompetensi saya mulai berkembang ditandai dengan mampu mempraktekkan proses percakapan coaching menggunakan alur TIRTA baik sebagai coach, coachee maupun observer. Saat saya mempraktekkan proses percakapan coaching, saya harus mampu mengendalikan diri dari asumsi-asumsi pribadi dan rasa emosi sehingga muncul kematangan berpikir dan bertindak agar sesuai dengan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi
B. ANALISIS UNTUK IMPLEMENTASI DALAM KONTEKS CGP
Memunculkan Pertanyaan Kritis Yang Berhubungan Dengan Konsep Materi Dan Menggalinya Lebih Jauh
Bagaimana agar prinsip coaching dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi di sekolah?
Prinsip coaching dapat diterapkan di sekolah jika kepala sekolah memiliki pengetahuan tentang paradigma berpikir coaching dalam supervisi akademik dan mau mengaplikasikannya. Kegiatan supervisi akademik jangan hanya bertujuan sebagai bagian dari penilaian terhadap guru untuk mencari-cari kekurangan saja, namun supervisi harus dijadikan sebagai cara menuntun untuk meningkatkan kompetensi guru terutama dalam pembelajaran sehingga kepala sekolah tidak hanya melakukan observasi di kelas saja tapi harus ada percakapan pra observasi untuk mendiskusikan perencanaan yang akan dilakukan oleh guru saat observasi dan pasca observasi untuk memberikan umpan balik/ tindak lanjut terkait pelaksanaan observasi kelas yang dilakukan. Ketika melaksanakan supervisi akademik dengan prinsip coaching, kemitraan dapat terbangun dan membuka peluang tumbuhnya kesadaran yang mendorong tindakan aksi yang dilandasi kepercayaan coachee kepada coach. Dalam prosesnya kita tidak perlu memandang perbedaan jabatan karena di sini terjadi proses kolaborasi antara kepala sekolah sebagai supervisor dan guru
Mengolah Materi Yang Dipelajari Dengan Pemikiran Pribadi Sehingga Tergali Wawasan (Insight) Baru
Coaching dalam supervisi akademik memiliki dampak positif pada terwujudnya pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Memastikan bahwa pembelajaran berpihak pada murid merupakan hal penting yang perlu ditekankan dalam konteks lingkungan sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru perlu memiliki kompetensi yang memungkinkan mereka untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Menjadi pemimpin pembelajaran memerlukan pemahaman menyeluruh tentang perkembangan siswa, yang mencakup aspek-aspek seperti kognitif, karakter, dan sosial-emosional. Oleh karena itu, tujuan dari coaching dalam supervisi akademik adalah untuk mengembangkan kompetensi guru agar mampu meningkatkan kinerja dan membantu mencapai pembelajaran yang benar-benar berpihak pada murid.
Menganalisis Tantangan Yang Sesuai Dengan Konteks Asal CGP (Baik Tingkat Sekolah Maupun Daerah)
Tantangan terberat adalah menyamakan pemahaman tentang coaching dalam supervisi akademik kepada komunitas sekolah. Saat ini supervisi akademik hanya dianggap sebagai penilaian terhadap kinerja guru sehingga supervisi akademik ini menjadi beban ketika guru disupervisi. Seharusnya dapat dijadikan sebagai cara untuk menuntun guru dalam meningkatkan kompetensinya.
Memunculkan Alternatif Solusi Terhadap Tantangan Yang Diidentifikasi
Alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi kepada seluruh komunitas sekolah saat kegiatan rapat guru agar terjadi penyamaan persepsi tentang makna supervisi akademik. Solusi selanjutnya adalah dengan memberikan contoh praktik coaching dalam supervisi akademik melalui berbagai media informasi digital yang dapat diakses oleh seluruh komunitas sekolah
C. MEMBUAT KETERHUBUNGAN
Pengalaman Masa Lalu
Saya pernah disupervisi oleh kepala sekolah namun kegiatan supervisi tersebut hanyalah sebatas menjalankan kewajiban saja tanpa mengetahui makna supervisi yang sebenarnya. Kegiatan supervisi akademik hanya dilakukan saat kepala sekolah melakukan observasi kelas saja tanpa adanya kegiatan pra observasi dan pasca observasi sehingga hanya sebatas pemberian nilai pada guru saja.
Penerapan Di Masa Mendatang
Kedepannya kegiatan supervisi akademik ini harus dijadikan salah satu bagian dalam upaya menuntun guru untuk meningkatkan kompetensinya di bidang akademik dengan menggunakan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi.
Konsep Atau Praktik Baik Yang Dilakukan Dari Modul Lain Yang Telah Dipelajari
Dari modul 2.1, dalam pembelajaran berdiferensiasi murid dikelompokkan berdasarkan kebutuhan belajarnya agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki, begitu pula dengan praktik coaching yang harus memaksimalkan potensi coachee agar dapat menemukan sendiri solusi atas permasalahan yang dihadapi
Dari modul 2.2, dalam pembelajaran sosial emosional terdapat teknik STOP dan mindfullness yang dilakukan untuk dapat membuat suasana menjadi lebih kondusif. Saat melakukan coaching pun seorang coach harus menerapkan teknik tersebut agar dapat fokus dan terwujud kehadiran penuh saat melakukan proses coaching
Informasi Yang Didapat Dari Orang Atau Sumber Lain Di Luar Bahan Ajar PGP
Coaching merupakan cara membina dengan lebih banyak berkomunikasi, mendengarkan, dan bertanya serta memberikan umpan balik sehingga guru mampu menggali kekurangan yang dimiliki dan menentukan sendiri dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kemampuannya. Coaching dalam supervisi ini adalah salah satu usaha pembinaan kepada guru untuk selalu meningkatkan kinerjanya, coaching harus dilakukan secara konsisten di sekolah untuk membantu guru-guru terbiasa mengevaluasi diri dan mampu merefleksikan kegiatannya terutama pembelajaran di kelas kemudian menemukan alternatif pemecahan masalah untuk perbaikan yang pada akhirnya mampu membuat kegiatan pembelajaran yang berkualitas (Jatmiko, Agung Tri, S.Pd.SD, “Meningkatkan Kompetensi Guru dengan Coaching Supervisi Akademik”, diakses pada Kamis, 7 September 2023, https://jateng.tribunnews.com/2022/04/01/meningkatkan-kompetensi-guru-dengan-coaching-supervisi-akademik)