Dalam kondisi tertentu, kehati-hatian mengenali keaslian Rupiah bisa terbaikan atau sulit dilakukan. Misalkan, saat transaksi dengan nilai besar yang mengharuskan penyerahan berlembar-lembar uang. Atau, saat pencahayaan kurang, seperti transaksi pada malam hari.
Perilaku transaksi tertentu juga perlu diperhatikan. Contohnya, ketika transaksi dengan nilai kecil, jika ada pembeli memaksakan membayar dengan uang pecahan besar, penjual sebaiknya berhati-hati. Perlu diketahui, umumnya Rupiah yang dipalsukan adalah uang pecahan besar, yakni seratus ribu dan lima puluh ribu.
Dengan maraknya pembayaran menggunakan QRIS, yang bisa merambah dari sektor ekonomi besar hingga mikro, maka ruang gerak pengedaran uang palsu sebenarnya sudah dipersempit. Ada kemungkinan pelaku melancarkan aksinya di kawasan yang belum tersentuh fasilitas pembayaran non tunai, seperti di warung, pasar tradisional, atau kawasan yang masih mengutamakan pembayaran tunai.
Kejahatan  "Luar Biasa"
Entahlah, pernah terpikir atau tidak oleh pelaku, jika yang menjadi korban adalah para pedagang kecil, yang penghasilan harian mereka tidak seberapa. Apabila dari yang sekedarnya itu saja ternyata uang palsu, maka bisa jadi mereka tidak makan dihari itu, tidak mampu menghidupi keluarganya.
Memang, kejahatan uang palsu ini bukan termasuk pidana luar biasa, sepertihalnya terorisme atau narkotika. Namun  ketika korbannya adalah masyarakat kelas bawah, maka itu sangat berdampak bagi kehidupan mereka.
Peran Masyarakat
Selain penyebarannya yang sulit dideteksi, beberapa kasus pemalsuan uang diduga sindikat lintas negara. Jadi, memang menjadi tantangan besar bagi pemerintah, otoritas, dan aparat penegak hukum untuk mengatasi kasus dimaksud.
Salah satu cara yang efektif adalah percepatan digitalisasi keuangan, mendorong transaksi non tunai. Namun, cara itu masih membutuhkan waktu, mustahil dengan serta semua transaksi di-non tunai kan.Â
Dari situlah maka ada upaya yang tidak kalah efektifnya, peran masyarakat. Keaktifan mereka melaporkan kepada aparat jika menemukan Rupiah palsu bisa mempercepat gerak aparat memutus rantai sindikat.Â
Bagaimanapun, masyarakat sebagai pengguna akhir Rupiah, menjadi benteng terakhir untuk menangkal kejahatan uang palsu.Â