Belakangan namanya kembali mencuat setelah menjadi pemimpin sementara Bangladesh, pasca pergolakan politik yang menggulingkan perdana menteri Sheikh Hasina, dia adalah Muhammad Yunus.
Banker to the Poor
Perasaannya tidak nyaman ketika harus mengajar "elegant theories of economics", di tengah rakyat sekitar yang kelaparan. Dosen muda itupun berkeinginan menjadi "of some use to some people".
Yunus muda jengah dengan teori-teori ekonomi nendang langitnya, yang diperoleh selepas pendidikan di Vanderbilt University Amerika Serikat, teori yang tidak mampu menyelesaikan persoalan penduduk miskin di sekitar kampusnya. Yunus pun bertekad menjadi orang yag benar-benar bermanfaat bagi mereka.
Dalam perjalanan mewujudkan tekadnya itu, lahirlah Grameen Bank, sebuah bank yang fokus kepada pendanaan mikro masyarakat Bangladesh. Bank yang sukses mengangkat kehidupan ekonomi masyarakat di negara itu, terutama para perempuan. Yunus pun dikenal sebagai banker to the poor - bankir untuk kelompok miskin. Dunia mengakui peran nyatanya, disembatkanlah penghargaan nobel perdamaian kepada Muhammad Yunus.
Terobosan
Yunus memang melakukan banyak terobosan untuk melawan kemiskinan. Melalui Grameen Bank, dia menyalurkan pendanaan keuangan mikro untuk penduduk tidak mampu. Prioritas penerimanya adalah kaum perempuan. Upaya memastikan pengembalian pinjamannya pun berdasarkan pendekatan sosial dan kekeluargaan.
Singkatnya, terobosan Yunus berhasil mengatasi sebagian besar persoalan kemiskinan di negaranya. Dikatakan terobosan karena dia melakukan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang mampu menjawab kebutuhan sekaligus menyelesaikan permasalahan.
Lalu, apakah pengentasan kemiskinan di Indonesia memerlukan terobosan? Bisa jadi.
Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di tanah air selama sepuluh tahun terus berkurang. Namun, jumlah yang tersisa masih mendekati sepersepuluh penduduk Indonesia. Selain itu, beberapa tahun belakang terjadi trend turun kelas. Dari kelas menengah menjadi calon kelas menengah atau bahkan rentan miskin. Jika trend dimaksud tidak dihentikan, dalam jangka panjang, potensi penambahan angka kemiskinanpun terbuka.
Upaya menangani kemiskinan memang sudah dilakukan. Diantaranya, penyaluran bantuan sosial dengan berbagai bentuknya disertai nominal ratusan triliun rupiah. Bantuan tersebut dapat meringankan beban konsumsi masyarakat, menjaga daya beli mereka, dan berperan membangun sumber daya manusia.
Data memang membuktikan keberhasilan bantuan sosial dalam mengurangi angka kemiskinan. Akan tetapi, akan lebih baik lagi jika pengentasan kemiskinnan juga dilakukan melalui upaya-upaya yang dapat menciptakan kemandirian masyarakat. Maksudnya, terangkatnya kelas masyarakat miskin tidak lagi sekedar tergantung dari sokongan pemerintah. Namun, juga karena kemampuan mereka sendiri dalam membangun fundamental ekonominya. Gampangnya, beri mereka kail, jangan hanya ikan.
Tidak Memanjakan
Apa yang dilakukan Yunus adalah mempermudah penyaluran pinjaman dana. Dengan pinjaman itu, penerima dapat mengembangkan usahanya. Secara bertahap, usaha mereka mampu dihandalkan untuk menopang hidup yang layak. Pinjamanpun akhirnya dapat dikembalikan.
Jika dianalogikan penerapannya di Indonesia, berbarengan dengan bantuan sosial, upaya yang pendekatannya bukan bantuan cuma-cuma perlu dilakukan pula. Salah satunya dari aspek finansial, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan telah mewajibkan industri keuangan menyalurkan pinjaman ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Kebijakan tersebut dapat dikatakan terobosan agar kehadiran industri keuangan bukan hanya melayani masyarakat yang kelebihan dana. Industri juga hadir untuk lapisan masyarakat bawah yang memerlukan dukungan dana.
Dengan pendekatan melalui sektor keuangan, masyarakat dengan sendirinya didorong untuk terus berusaha. Mereka telah diikat kewajiban mengembalikan pinjaman. Dari usaha berkelanjutan itu, mereka dapat mulai melepaskan jerat kemiskinan secara mandiri. Masyarakat secara bertahap bisa belajar dan akhirnya sadar bahwa penyelesaian persoalan kemiskinan tidak cukup bergantung dari bantuan negara, tapi butuh usaha sendiri juga. Akhirnya, kemiskinan pun tidak lagi dimanjakan dengan bantuan.
Sisi digitalisasi
Selain pendanaan dari industri keuangan, digitalisasi ekonomi juga memiliki peran membantu mengentaskan kemiskinan. Tentunya tidak secara langsung, tidak serta merta dengan transformasi digital ekonomi persoalan kemiskinan dibereskan.
Terobosan digitalisasi ekonomi yang inklusif atau merakyat telah diterapkan. Otoritas terus mendorong industri keuangan mengembangkan layanan berbasis digital. Dari pembukaan rekening hingga transaksi dapat dilakukan secara digital. Siapapun dan dimanapun sudah bisa terjangkau layanan keuangan formal. Keterjangkauan itu merupakan jalan untuk menuju pengelolaan keuangan yang lebih baik, yang bakal membantu mengangkat ekonomi masyarakat.
Salah satu contohnya, semenjak BI mengembangkan QRIS, kita dapat melihat usaha-usaha mikro pun telah berinteraksi dengan layanan digital. Pedagang kaki lima sudah jamak menyediakan pembayaran berbasis QR. Bagaimanapun, masyarakat terus menunjukkan kecenderungannya bertransaksi non-tunai. Secara berkelanjutan, trend itu akan membantu para pelaku usaha mikro meningkatkan pemasukannya.
Memandirikan
Upaya pengetasan kemiskinan tentunya tidak terbatas pada perlindungan sosial, dukungan industri keuangan, atau digitalisasi ekonomi. Masih banyak cara lainnya, diantaranya penerbitan kebijakan yang pro-rakyat. Kebijakan yang menggeliatkan dunia usaha, sehingga mendorong pembukaan lapangan kerja baru.Â
Upaya-upaya tersebut akan lebih baik jika mengedepankan pengentasan kemiskinan melalui kemandirian ekonomi. Kemandirian akan menciptakan fundamental yang lebih kuat karena mengurangi ketergantungan kepada bantuan negara.
Solusi penyaluran bantuan sosial tetap dilanjutkan, tetapi semestinya bukan untuk memanjakan kemiskinan. Bantuan hanya ditujukan meringankan beban, menahan agar kemiskinan tidak terperosok semakin dalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H