Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Layanan Bank dan Loyalitas Nasabah

23 Juni 2024   13:41 Diperbarui: 23 Juni 2024   18:08 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Petugas dari Bank BTN melayani penukaran uang di layanan kas keliling terpadu yang diselenggarakan Bank Indonesia bersama perbankan di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (28/3/2024). (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Sayangnya, masifnya jumlah bank itu tidak diimbangi tata kelola yang baik, seperti penyalahgunaan penyaluran dana. Akhirnya, satu dekade kemudian, di tengah krisis moneter, belasan bank pun ditutup. 

Penutupan itu mampu mengurangi jumlah bank yang tidak sehat sehingga kestabilan ekonomi dan kepercayaan masyarakat pun terjaga. Syarat pembukaan dan pengawasan bank juga diperketat. Selain itu, terjadi merger beberapa bank, baik bank pemerintah maupun swasta.

Namun, dengan jumlah bank yang semakin berkurang, persaingan pun menurun sehingga potensi monopoli muncul.

Ketika kecenderungan ke arah monopoli semakin besar, maka semakin besar pula inefisiensi yang terjadi akibat menurunnya kompetisi. Namun, untuk dapat bersaing dengan perbankan global, diperlukan bank-bank yang besar, kokoh, dan stabil, yang umumnya diperoleh melalui proses merger dan akuisisi, tanpa mengorbankan penurunan tingkat kompetisi yang mungkin terjadi. Kesimpulan itu sebagaimana dirangkum dari penelitian Ratna Widiyastuti dan Budi Armanto, Kompetisi Industri Perbankan Indonesia.

Jadi, lain halnya dengan Pakto 88 yang menggenjot penambahan bank, kebijakan pasca krisis moneter cenderung mengurangi jumlahnya.

Efisiensi, Kompetisi, dan Dominasi

Kecenderungan pendekatan melalui pengetatan jumlah bank berlanjut hingga saat ini. Aksi korporasi berupa merger masih menjadi pilihan. Dengan cara itu, terbentuk bank dengan permodalan yang lebih kuat, ekspansi pasar yang makin luas, dan pengembangan produk yang kian cepat. 

Bagi regulator, pengawasan kepada bank menjadi lebih efektif sehingga tingkat kepatuhan terus terjaga. Dengan berbagai kelebihan itu, reputasi bank diharapkan meningkat sehingga menambah kepercayaan masyarakat.

Akan tetapi, efisiensi jumlah bank itu juga membawa tantangan. Kompetisi yang menurun memunculkan bank-bank yang berpotensi mendominasi pasar. Kondisi dimaksud nampak pada penggabungan beberapa bank yang menghasilkan satu bank yang sangat kuat. Keberadaan bank tersebut tidak diimbangi kompetitor yang sebanding, terutama pada sektornya. Sebut saja, persaingan perbankan syariah.

Loyalitas Tidak Sehat

Minimnya persaingan pun mempersempit pilihan masyarakat. Kondisi itu mengantar pada posisi tawar yang terlalu tinggi pada bank. Kurangnya kualitas layanan, penurunan tata kelola perusahaan, atau mungkin kualitas keamanan yang lemah bisa menjadi sesuatu yang bisa dikesampingkan. Dikarenakan masyarakat tidak memiliki banyak pilihan, maka kondisi-kondisi tersebut akan mereka terima. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun