Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Keengganan Berubah, Berbuah Ketertinggalan

8 April 2024   14:27 Diperbarui: 8 April 2024   19:36 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Praktik dagang yang menarik pembeli meskipun belakangan terungkap menciptakan persaingan usaha yang tidak sehat. Apapun itu, sayang sekali, sulit menghentikan lokomotif pasar digital yang sudah melaju sedemikian cepatnya. Kembali lagi, pilihan konsumenlah yang sebenarnya mendorong laju itu.

Keenganan Berubah, Berbuah Ketertinggalan.

Transisi dari dunia konvensional ke digital bukan lagi evolusi, tapi sudah revolusi. Tidak membutuhkan waktu lama untuk berkembangnya teknologi, hanya sekian tahun. Kita sudah dan masih menyaksikan pelbagai lompatan inovasi teknologi pada beragam aspek kehidupan.

Aspek ekonomi yang paling mencolok, hanya dalam jangka waktu beberapa tahun, orang tidak lagi membawa duit di dompet, cukup dengan gawai pembayaran selesai. Orang tidak perlu berpeluh dan berjubel di pasar karena barang yang diperlukan bisa didapatkan di pasar virtual. Siapa yang butuh ojek atau taksi, tinggal mainkan jari di gawai, pengemudi akan menghampiri. Tarifnya pun sudah pasti dan pembayarannya dari aplikasi.

Banyak hal yang diinginkan pelanggan bisa disajikan dalam ekosistem ekonomi digital. Kemudahan transaksi, harga murah, diskon, dan kenyamanan lainnya. Wajar jika kemudian orang cenderung memilih sesuatu yang menyamankan mereka.

Bagi penggiat usaha atau pekerja, kondisi tersebut semestinya menguntungkan, asalkan mereka mau berubah, menyesuaikan diri, dan ikut berbaur dalam ekosistem ekonomi digital.

Secara teori mudah, tinggal ajak mereka untuk berubah. Dalam praktiknya, tidaklah mudah, ada penghalang-penghalang yang sulit dibuang

Seorang pengemudi taksi dan pedagang pasar yang lanjut usia kemungkinan besar sulit belajar berdigital. Mereka yang sudah merasa cukup dan nyaman dengan aktivitas nir-teknologi, belum tentu mau berubah. Ada juga yang memang malas untuk belajar hal baru, sehingga tetap bertahan atau bersiap menerima kekalahan persaingan secara perlahan.

Taksi online di bandara, sedikit demi sedikit akan menggeser keberadaan taksi lokal konvensional. Jual beli daring tidak mustahil akan mendominasi dunia perdagangan.

Harapan dari Bonus Demografi

Layak Indonesia mengungkit bonus demografi yang didapat hingga sekian tahun ke depan. Kelebihan sumber daya manusia produktif identik dengan mereka yang berusia muda. Mereka adalah generasi yang sejak lahir sudah berhadapan dengan kemewahan teknologi. Mereka sudah terbiasa hidup di tengah berseliwerannya teknologi baru. Dengan kondisi itu, mereka menjadi generasi yang mudah mengadopsi perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun