Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menjodohkan Pertumbuhan Ekonomi dengan Inflasi

14 Februari 2024   19:10 Diperbarui: 15 Februari 2024   03:45 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pergulatan Indonesia terhadap krisis moneter itu pun memerlukan waktu yang lama, biaya tinggi, dan pengorbanan besar. Terjadi reformasi yang luas menyeluruh, dari perubahan rezim pemerintahan hingga struktur ekonomi yang fundamental. Sebut saja, pemisahan struktur ketatanegaraan bank sentral  dari pemerintah. Artinya, BI menjadi lembaga independen yang tidak lagi bagian dari kabinet pemerintah.

Dari pembelajaran pengentasan krisis itu, perlahan tapi pasti, Indonesia menjelma menjadi negara yang memiliki daya tahan ekonomi yang jauh lebih kuat. Tidak hanya di Asia tetapi juga di negara-negara lain di dunia.

Buktinya, saat krisis global 2008, Indonesia bersama dengan China dan India merupakan tiga negara Asia yang masih mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi positifnya, sesuai kajian Cambridge University.

Ditambahkan lagi, pasca Covid-19, setelah mengalami pertumbuhan ekonomi negatif, Indonesia membuktikan kemampuan pemulihan yang cepat dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi dari kisaran 3% hingga 5% selama tiga tahun berturut-turut.

Indonesia juga berhasil memegang tampuk Presidensi G20 pada 2022 dan keketuaan ASEAN 2023. Momentum tersebut merupakan pembuktian bahwa Indonesia telah memiliki reputasi tinggi dalam kancah perekonomian dunia. Dalam momentum itu pula, Indonesia membuktikan kemampuannya memimpin transformasi ekonomi digital yang digadang-gadang sebagai pilar ekonomi masa depan.

Dengan sederet pengalaman, pembelajaran, dan pencapaian gemilang itu, Indonesia masih harus tetap melanjutkan upaya penguatan-penguatan sektor ekonominya. Indonesia tidak boleh terlena dengan kejayaan yang selama sekian tahun ini berhasil diperoleh.

Tepat dalam momentum pesta demokrasi, Indonesia akan menghadapi tantangan ekonomi yang berasal dari faktor politik. Pada momentum itu, kehandalan negeri ini akan kembali diuji. Transisi politik perlu dilakukan semulus mungkin demi untuk mencegah timbulnya gejolak yang dapat berpengaruh terhadap kestabilan ekonomi.

Pastinya, pemerintah, otoritas sektor keuangan, dan tidak kalah pentingnya, seluruh masyarakat Indonesia perlu terus berangkulan hangat, menjaga kehamonisan, dan kebersamaan selama pesta hingga berlanjut setelah pesta..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun