Raja Gupta adalah mantan CEO McKinsey sebuah perusahaan konsultan ternama di dunia, partner Bill Gates dalam aktivitas filantropi, dan terakhir, Direktur Goldman Sachs sebuah bank investasi terbesar kedua di dunia.
Dengan sederetan posisi prestisius itu, Gupta telah mengumpulkan kekayaan hingga 100 juta dollar. Sayang sekali, kekayaan sefantastis itu belum memuaskannya.
Hingga suatu saat, Gupta melakukan tindakan ilegal berupa penggunaan informasi non-public untuk pembelian saham (insider trading) Goldman Sachs sehingga meraup keuntungan sebesar 17 juta dollar. Akibat perbuatannya itu, Gupta pun harus masuk penjara sehingga karir dan reputasinya hancur.
Bernie Madoff, pendiri Bernard L. Madoff Investment Securities, sebuah perusahaan sekuritas yang mampu membukukan rata-rata transaksi harian sebesar 740 juta dollar. Perusahaannya pernah menjadi penggerak pasar (market maker) terbesar bursa efek Nasdaq.
Sayangnya, kiprah sebagai wolf of Wall Street harus berakhir setelah Madoff terbukti melakukan kejahatan investasi palsu (Ponzi Scheme) selama 2 dekade. Dia pun diganjar hukuman selama 150 tahun dan akhirnya, tutup usia di penjara. Â Â Â Â Â
Dua kisah miris yang menggambarkan ketamakan para taipan yang berakhir tragis.
Kisah Gupta dan Madoff diangkat pula oleh Morgan Housel dalam bukunya The Psychology of Money. Penulis memasukkanya dalam bab yang berjudul Never Enough. Dia mengambil pembelajaran bagaimana mentalitas tidak pernah cukup, mengantarkan kehancuran orang-orang sukses.
Housel pun menyimpulkan bahwa tahu saatnya berhenti (stop moving) sebenarnya merupakan ketrampilan tersulit bagi investor.
Enough lalu Bersyukur
Enough, menerima dan merasa cukup atas apa yang sudah dimiliki merupakan cerminan rasa syukur. Dalam konteks finansial bisa dikaitkan dengan merasa cukup atas harta yang sudah dimiliki.
Jika dibentangkan lagi, luas sekali aspek-aspek yang semestinya terkait dengan rasa syukur. Bisa kesehatan, kesempatan hidup, kemampuan bekerja, dan berbagai nikmat Tuhan yang tidak mungkin kita hitung.