Sejalan dengan makin nyamannya penggunaan smartphone, berbagai aktivitas kehidupan pun makin dilekatkan dengan gawai tersebut. Saat ini, 82% penduduk Indonesia telah menggunakan ponsel cerdas dan diperkirakan akan menembus 91% pada tahun 2028 (Statista).
Dalam bidang ekonomi, tren pemanfaatan smartphone untuk bertransaksi pun sudah mulai populer, khususnya sejak Pandemi lalu. Sebut saja, jual beli di marketplace, pemanfaatan mobile banking, atau beragam aktivitas pembayaran. Khusus yang terakhir, inovasi sistem pembayaran terus berlanjut dengan tren terkini yakni pembayaran tanpa kartu.
Sedikit mengulas perjalanan tata cara pembayaran. Diawali dengan barter, lalu tercipta uang, dan selanjutnya pembayaran berbasis kartu. Seiring peningkatan pemanfaatan smartphone dan tuntutan kemudahan bertransaksi, transisi pembayaran berbasis kartu pun mulai beralih ke ponsel cerdas. Mari kita lihat beberapa inovasi pembayaran yang mulai menjadi bagian gaya hidup baru itu. Â Â Â Â Â
Quick Response Indonesia Code Standard (QRIS)
Pembayaran menggunakan QRIS ini menjadi alternatif pembayaran kartu debet. Kemudahan yang ditawarkan yaitu pengguna cukup melakukan scan QR dari smartphone-nya saat membayar, tanpa perlu mengeluarkan kartu debet untuk digesek. Â
Dengan kemudahan yang diberikan maka penerimaan dan penggunaan QRIS pun semakin tinggi. Dari rilis pers Bank Indonesia (BI), sampai dengan Februari 2023, jumlah pengguna QRIS telah menembus angka 30,87 juta, dan nominal transaksi mencapai Rp12,28 triliun dengan frekuensi transaksi sebesar 121,8 juta.
Kemudahan transaksi QRIS terus ditingkatkan. Setelah penambahan batas maksimal transaksi dari Rp5 juta menjadi Rp10 juta, fitur QRIS akan dikembangkan tidak hanya untuk pembayaran tetapi juga bisa transfer, tarik tunai, dan setor tunai. Fitur tersebut akan mempermudah transaksi masyarakat yang jauh dari ATM.
QRIS juga sudah bisa dilakukan untuk bertransaksi pada negara lain. Saat ini, transaksi sudah bisa dilakukan di Thailand. BI sedang meproses perluasan berikutnya yaitu ke Malaysia dan Singapura, serta Jepang. Jadi, masyarakat Indonesia tidak harus mengeluarkan kartu debet atau kartu kredit jika akan bertransaksi di negara-negara tersebut. Â Â Â Â Â
ATM Tarik Tunai
Selain QRIS yang menjadi alternatif penggunaan kartu debet, bank-bank sudah mulai menyediakan fitur tarik tunai via mesin ATM tanpa kartu. Nasabah hanya cukup mengisi nominal tertentu melalui aplikasi mobile banking. Selanjutnya, pihak bank akan mengirimkan kode tertentu kepada nasabah untuk dimasukkan di mesin ATM, uang pun akan keluar. Nasabah tidak perlu lagi memasukkan kartu ATM di mesin.
Metode tersebut selain memberikan kemudahan juga dapat mengurangi risiko kejahatan melalui ATM, seperti card skimming (pencurian password melalui mesin) atau card trapping (pengganjalan kartu). Kejahatan semacam itu masih saja berulang hingga saat ini. Â
Tol Tanpa Kartu
Terakhir, pembayaran tol sudah bertransformasi dari tunai ke non tunai sepenuhnya. Saat ini, instrumen pembayaran yang digunakan adalah kartu uang elektronik. Sama halnya dengan QRIS dan ATM tanpa kartu, pemerintah berencana menerapkan pembayaran tol tanpa kartu secara bertahap. Sistem yang digunakan disebut Multi Lane Free Flow dengan 3 cara pembayaran yaitu electronic on board unit, on board unit, dan electronic route ticket. Secara ringkas, pengguna nantinya cukup mengunduh aplikasi khusus untuk selanjutnya aplikasi tersebut akan terkoneksi dengan sistem pembayaran yang dipilih pengguna. Dengan demikian, ketika menggunakan tol maka saldo akan terpotong.
Inovasi sistem pembayaran yang diperkenalkan tidak semuanya menghilangkan instrumen yang lama, misalnya, keberadaan QRIS tidak menghilangkan fungsi kartu debet. Inovasi yang ada justru melengkapi atau memberikan alternatif bagi para penggunanya. Dengan demikian, aktivitas pembayaran semakin banyak memperoleh kemudahan. Pada akhirnya, pengguna lah yang akan menikmatinya sembari kecepatan transaksi diharapkan dapat membantu akselerasi perekonomian nasional. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H