Malam itu sekitar pukul 23.30 WIB, samar-samar saya mendengar bunyi alarm di luar rumah. Beberapa menit kemudian "pet" lampu mati.
Saya menduga bunyi tadi adalah peringatan dari meteran listrik PLN prabayar yang pulsanya hampir habis. Ternyata, dugaan saya tidak meleset, setelah saya cek meteran tersebut, stroom sudah 0 Kwh alias habis.
Saya pun langsung melakukan pembelian token melalui mobile banking. Bank pertama menginformasikan transaksi pembelian token tidak bisa diproses. Saya selanjutnya mencoba bank lain, informasi serupa muncul lagi.Â
Masih tidak menyerah, saya mencoba menggunakan fasilitas salah satu provider uang elektronik di smartphone. Hasilnya, sama saja, transaksi pembelian token gagal. Mau cari kios isi ulang token, ya susah juga tengah malam seperti itu.
Akhirnya, saya menghubungi call center PLN 123 untuk menyampaikan permasalahan tersebut. Petugas pun langsung menjawab bahwa pembelian token tidak bisa diproses pada pukul 23.00 - 01.00.Â
Petugas itu menyampaikan bahwa pada periode dimaksud ada rekonsiliasi data atau semacam hal teknis di PLN yang saya sendiri kurang paham dengan penjelasannya. Intinya, isi ulang pulsa listrik tidak bisa dilakukan selama 2 jam tersebut. Petugas menjelaskan bahwa hal teknis itu berlaku untuk setiap malam.
Surprise juga saya saat itu. Terus terang, saya belum pernah mengetahui kebijakan teknis itu sama sekali sejak pertama berlangganan listrik prabayar. Syukurlah, malam itu saya mendapatkan informasi yang sangat berharga dari petugas call center PLN 123, terima kasih pak petugas...
Dari peristiwa itu, saya belajar beberapa hal. Pertama, mungkin saya tidak membaca dengan lengkap syarat dan ketentuan yang berlaku atau informasi lain terkait pelanggan listrik prabayar, alhasil saya telat isi pulsa sebelum pukul 23.00.Â
Saya sempat iseng, pasca kejadian itu, membuka website PLN untuk mengecek kebenaran informasi petugas call center dimaksud. Namun, hingga blog ini saya tulis, saya belum mendapatkan informasi resmi itu di situs resmi PLN. Mungkin saja saya terlewatkan saat membacanya.
Kedua, jikalau PLN belum menginformasikan kepada publik di website atau media lainnya mengenai waktu pengisian token itu, ada baiknya segera umumkanlah. Hal itu sebagai bagian peningkatan layanan yang prima PLN kepada konsumennya.
Perusahaan listrik ini memang memiliki hak monopoli atau sah sebagai pemain tunggal, tetapi layanan yang baik kepada konsumen tetap tidak boleh diabaikan.
Ketiga, tentu kosumen akan sangat tidak nyaman ketika daya lisriknya habis di tengah malam dan harus menunggu berjam-jam lagi untuk dapat mengisinya.
Selain PLN perlu menyampaikan informasi kebijakan waktu pengisian token yang mudah diakses pelanggan, dari sisi pelanggan pun penting untuk mengontrol ketersediaan energi listriknya secara berkala. Hal itu untuk mengantisipasi keterlambatan pengisian ulang atau  pengisian pada periode pukul 23.00-01.00.
Keempat, penggunaan listrik prabayar sebenarnya mampu melatih kita untuk disiplin dalam menggunakan listrik. Pelanggan mau tidak mau harus melakukan pemantauan berkala ketersediaan stroomnya.
Dengan cara itu, pelanggan dapat mengetahui tingkat pemakaian listriknya secara berkala pula. Dari situlah, pelanggan akan terdorong untuk menggunakan listrinya secara efektif dan efisien, sesuai keperluan, agar stroomnya tidak lekas habis.
Okay, itu lah pengalaman saya menggunakan litrik pra bayar. Sekali lagi, jika memang informasi mengenai waktu pengisian token itu sudah disampaikan PLN, berarti pelajaran bagi saya untuk lebih teliti dalam membaca syarat dan ketentuan yang berlaku dari suatu jasa yang dibeli.Â
Sebaliknya, jika PLN memang belum menginformasikan atau mungkin petugas call center yang salah informasi, ke depan perlu ada perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Saya pribadi menilai, secara umum sebenarnya laynan PLN sudah banyak mengalami peningkatan beberapa tahun ini.
Terakhir dan tidak kalah penting, ada baiknya kita mengingat kembali pesan lama "Hemat Energi Hemat Biaya".
Semoga bermanfaat, salam Kompasiana...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H