Mohon tunggu...
Haris Rasyid
Haris Rasyid Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa

kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Trend Kesehatan Saat Ini

23 Agustus 2023   23:21 Diperbarui: 23 Agustus 2023   23:25 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

1. Olahraga 'snack'

Olahraga ini merupakan aktivitas fisik ringan yang sangat baik untuk dilakukan. "Snack" dikembangkan dari High Intensity Interval Training (HIIT) dan Sprint Interval Training (SIT). Operasi dapat berlangsung beberapa menit, atau bahkan hanya satu menit. Olahraga berupa jogging di tempat, jumping jack, squat, atau lunges dapat membantu. 

Demikian pula, menaiki tangga, melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyedot debu, melakukan peregangan atau pose yoga, atau berjalan cepat saat istirahat juga tergolong olahraga "snack". Sebuah studi baru-baru ini melaporkan bahwa olahraga "snack" baik untuk kesehatan jantung. Mereka memotivasi kita untuk tetap aktif sepanjang hari, daripada hanya duduk-duduk dan pergi ke gym selama satu jam. Orang yang cenderung hidup sampai usia 90 tahun atau lebih melakukan olahraga teratur.

2. Adaptogen

Bahan aktif yang ditemukan dalam beberapa tumbuhan dapat membantu meningkatkan manfaat kesehatan dari makanan ini. Mereka juga dapat membantu tubuh kita mengatasi stres dan ketegangan seperti kecemasan dan kelelahan. Jumlah ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh kita dan membantu pemulihan dari cedera. 

Misalnya, kunyit memiliki sifat antiinflamasi yang kuat. Ginseng India memiliki efek positif pada metabolisme dan membantu otak merespons stres. Sementara ginseng Siberia dapat membantu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Selain itu, adaptogen juga terdapat pada jamur. Kopi jamur mungkin terdengar aneh, tetapi adaptogen yang dikandungnya dapat membantu mengurangi stres dan peradangan. Namun, penting untuk mengkonsultasikan terlebih dahulu konsumsinya dengan dokter Anda.

 

3. Skykologi

Kegiatan memandang ke langit, juga dikenal sebagai "skychology", adalah ungkapan yang dicetuskan oleh pelatih psikologi positif Paul Conway dari Inggris. Kegiatan ini diperkirakan akan meningkat pada tahun 2023. 

Conway, di situs web Success Humans, mengklaim bahwa melihat ke langit dapat membantu menenangkan diri, berkontribusi pada pengalaman bahagia. , bentuk pengaturan diri emosional yang sangat efektif yang mendorong emosi yang lebih besar menghubungkan dan merasa bahwa Anda adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri Anda sendiri. Selain itu, menatap langit meniadakan efek "adaptasi hedonistik" - kecenderungan orang untuk segera kembali ke tingkat kebahagiaan yang relatif stabil meskipun ada peristiwa atau perubahan positif atau negatif besar dalam hidup. .

4. Trend Mengkonsumsi Susu Kentang

Dalam beberapa minggu terakhir, dunia kesehatan memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi susu kentang. DUG, merek Swedia, adalah yang pertama kali mendistribusikan susu kentang kemasan dan kini dipasarkan di Inggris. 

Susu kentang dikatakan memiliki rasa krim yang nikmat yang cocok dipadukan dengan kopi untuk membuat latte atau cappucino. Susu kentang versi DUG diperkaya dengan bahan lain seperti protein kacang polong, serat sawi putih, minyak kanola, fruktosa, sukrosa, perasa alami, serta tambahan kalsium dan vitamin. 

Popularitas susu kentang semakin meningkat karena proses produksinya dianggap lebih ramah lingkungan. Menanam kentang membutuhkan lebih sedikit lahan dan lebih efisien daripada menanam gandum. Selain itu, kentang tidak membutuhkan banyak air dan dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan tanaman lain. 

Namun dari segi nutrisi, kandungan protein susu kentang masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan susu nabati lainnya seperti susu kedelai atau susu oat. Dalam 100 ml susu kentang hanya mengandung 1 gram protein, tidak seperti susu kedelai hingga 8 gram dan susu oat 3 gram. Oleh karena itu, susu kentang sangat tidak cocok sebagai pengganti susu sapi. Anda perlu mendapatkan protein dari sumber lain, seperti tempe atau tahu, kacang-kacangan, atau sayuran kaya protein lainnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun