Akurasi konten di media sosial semakin mengabaikan kedalaman dan kekomplitan dua sisi demi mengutamakan popularitas dan relevansi topik yang kini terbias dan terdistorsi.Â
Implikasi algoritma tersebut juga dikhawatirkan akan menjadi alat eksploitasi terhadap pengguna media sosial. Pasalnya, penggunaan algoritma dapat digunakan para pemilik platform sebagai alat untuk memonetisasi penggunanya.
Beberapa mesin pencari seperti Google berusaha mengoptimalkan algoritma mesinnya agar dapat membangun basisi data yang komprehensif tentang data profil dan karakter dari pelaku tiap-tiap penggunanya untuk industri pengiklanan.
FB dan IG tidak pernah menghapus data yang pernah dituliskan di dalamnya, entah itu status, teman yang dibatalkan, hubungan masa lalu, nama sebelumnya, dll. Bahkan ketika Anda menghapus beberapa konten dalam akun, mereka tidak benar-benar menghapusnya.
Setiap kali kita membuka medsos, waktu, lokasi, alamat IP, browser dan perangkat kita telah direkam. Kapan pun kita memposting foto di FB dan IG, kita menambah kekayaan data kepada mereka yang akhirnya dapat mendeteksi wajah manusia dengan akurasi 98 persen.
Dewasa ini, terdapat pula aplikasi. Katakanlah kita menginstal aplikasi FB dan IG di telepon, lalu kita mengizinkan apliikasi melihat daftar kontak yang ada di dalam ponsel kemudian menyimpan semua informasi tersebut di dalam servernya.
Dari contoh-contoh tersebut saja, tentunya tidak mengherankan jika mereka memiliki cukup data untuk menentukan pola hidup sehari-hari dengan akurasi tinggi. Berapa jarak kantor dari rumah kita, pukul berapa kita biasa bangun dan tidur, hitungan durasi perjalanan dan tujuan kita. Semakin banyak informasi yang kita berikan, semakin mudah kita menjadi target iklan.
Sejak internet menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak seorang pun pemakainya yang lolos dari pengawasannya. Privasi dengan cepat menjadi barang langka.Â
Di zaman penjajahan dulu, orang-orang menukar rempah-rempah dengan sejumlah uang, di masa sekarang orang-orang menukar kemudahan yang ditawarkan internet dengan privasi. Tidak hanya FB dan IG, bahkan google, twitter, dan fitur internet lain hampir semua menggunakan rumus algoritma yang hampir sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H