Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Esensi Kata Kafir dalam Teks Keagamaan

11 Desember 2018   05:33 Diperbarui: 11 Desember 2018   05:37 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin kita pernah mendengar kisah Nabi Muhammad dengan nenek Yahudi. Meski si Nenek Yahudi ini selalu memusuhi Rasul dan menghasut penghuni pasar Madinah untuk membencinya, Rasulullah selalu datang untuk menyuapinya setiap pagi dan sore di sudut pasar tersebut. Nenek yang buta dan sudah tak bergigi lagi tersebut tidak mengetahui bahwa pribadi yang telaten menghaluskan makanan untuk disuapkan kepadanya adalah orang yang dibenci dan dimusuhinya.

Sampai suatu ketika Abu Bakar ingin meniru tindakan Nabi Muhammad tersebut. Namun si Nenek malah marah karena makanan yang disuapkannya itu ternyata masih kasar. Dan dia yakin bahwa yang menyuapinya sekarang tidaklah orang yang biasa menyuapinya. Lalu si Nenek bertanya kemana orang yang biasa menyuapinya gerangan, karena sudah hampir sepekan ia tak datang?.

Sahabat Abu Bakr menangis karena tidak mampu meniru teladan mulia Nabi Muhammad dengan sempurna. Kemudian beliau menjawab bahwa yang biasa menyuapinya adalah Muhammad, orang yang selalu dibenci dan dimusuhinya. Dan beliau tidak lagi datang karena beliau sudah meninggal. Sejak saat itu si Nenek kemudian tersadar dan masuk Islam.

Ini hanyalah satu kisah yang bisa saja kita dapat dalam sejarah Islam hingga hari kita saat ini. Dan tentu saja kita paham bahwa apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad maupun sahabat Abu Bakar adalah tindakan kebaikan tanpa pamrih apapun bahkan tidak memaksa si Nenek untuk masuk Islam. Dan kebaikan tersebut dilakukan disertai dengan kesadaran bahwa si nenek Yahudi adalah wanita kafir. Meski berpredikat kafir, Nabi Muhammad maupun Abu Bakar tidak pernah sama sekali membencinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun