Tayangan uang kaget-kagetan dan bedah membedah tak ubahnya hanya pertunjukan bisnis. Bukan merupakan bakti sosial atau acara solidaritas dari uang yang telah diberikan. Pemberi materi tak sampai berpikir akan diapakan uang yang telah diterima oleh si penerima.Â
Kita harus melihat dari sisi bisnis pertunjukan, ada kesenjangan dan gegar budaya bagi kaum papa.
Tragisnya kita sebagai penonton menikmati keasyikan gegar budaya ini. Kita bisa menertawakan sepuasnya, begitu pula logika penonton yang dibuat oleh para produser. Sungguh naif sekali sikap-sikap ini.
Penonton di sini dituntut cerdas dan selektif memilih tayangan untuk dikonsumsi, tanpa melarang tayangan seperti itu. Tak menjadikan tayangan pembohongan jadi wakil dari sebuah kebenaran.
Jangan pula berangan untuk menjadi pemeran berikutnya, kapan saya mendapatkan sejumlah uang dalam durasi tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H