Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ijazah Bung Karno dan Gombalisasi Modernitas

19 Agustus 2018   12:16 Diperbarui: 19 Agustus 2018   12:33 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktunya ditata serapi mungkin untuk ibadah, perang, kemasyarakatan, dan menjalankan usaha. Perencanaan yang baik merupakan etos kerja nabi dalam setiap aktivitasnya. Perencaanaan nabi yang matang dapat dilihat dalam perang-perang yang beliau lakukan. Walaupun tidak dikehendakinya, perang tetap dilaksanakan dengan penuh perencanaan.  

Kelima, optimisme. Nabi selalu berpikir jauh ke depan. Ia tidak pernah nglokro apalagi putus asa. Pikirannya penuh cita-cita besar. Ia bukan pribadi yang berjiwa kerdil. Ia selalu menginginkan umatnya menjadi umat terbaik di muka bumi. Oleh karena itu, berbagai ajaran untuk selalu menatap masa depan dengan optimis banyak kita jumpai dalam ajaran Islam. Ayat-ayat Alquran seperti Yusuf: 87, al-Hijr: 56, dan al-Ankabut: 23 jelas mengecam putus asa bahkan menganggapnya sebagai perilaku orang tidak bertuhan.

Bangsa ini perlu memperbaiki etos kerjanya dengan meningkatkan 5 hal dan menjauhi 5 hal. Lima hal yang pertama adalah kemandirian, pengetahuan, kerja keras, kerja efektif (hemat waktu), dan optimis. Sementara lima hal yang kedua adalah lawan dari yang pertama, yakni ketergantungan, kebodohan, kemalasan, kerja inefektif (boros waktu), dan pesimis.

Meluasnya masalah bangsa seperti korupsi, kolusi, nepotisme, dan eksploitasi alam merupakan dampak dari akumulasi lima hal yang kedua. Akumulasi sikap ketergantungan pada orang lain, abai pada pengetahuan dan pendidikan, suka bermalas-malasan, suka kerja tidak efektif, dan biasa menjalani hidup dengan pesimis telah membuat bangsa ini miskin kesuksesan. Akibatnya, dalam berbagai lini kehidupan, eksistensi bangsa ini kian terancam.

Sudah semestinya bangsa ini meniru etos kerja bangsa-bangsa belahan bumi bagian utara. Mereka terbukti telah mampu menjalankan etos kerja sang nabi. Etos kerja sang nabi terbukti mampu memakmurkan bumi. Masih ada peluang sukses, wahai engkau ibu pertiwi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun