Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pemimpin Itu Pengembala, Bukan Orator

8 Agustus 2018   14:11 Diperbarui: 8 Agustus 2018   14:15 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komunikasi Pemimpin

Selain seorang pemimpin bermental sebagaimana penggembala, mereka juga harus memiliki cara berkomunikasi yang baik. Tentu kita bisa memilih berbagai cara bagaimana berkomunikasi agar usaha bisa berhasil.

Namun secara garis besar, hal yang begitu urgen dipertimbangkan agar komunikasi sukses adalah bahwa setiap orang memerlukan pendapatnya untuk didengarkan, hasil karya mereka dihargai, dimengerti, diakui, disapa, dan mungkin kita bisa membantu masalah yang dihadapinya. Bukan bermaksud untuk ikut campur permasalahan orang lain.

Kunci sukses dari sebuah organisasi adalah bagaimana seorang mengatur dan tentu pribadi dari pemimpin tadi. Sedangkan pemimpin yang sukses adalah mereka yang mampun menjaga komunikasi dengan baik. Komunikasi yang baik menuntut menghasilkan daya produktif, melahirkan etos, semangat, cita, gerakan maju, tanggung jawab, kemauan bekerjasama, dan segala yang meliputinya. Maka, jadilah pemimpin yang menggembalakan rakyatnya dan komunikatif. Allahuma Amiin.

Pemimpin Madani

Inti  pemilu adalah memilih pemimpin. Jika pemimpin  itu baik maka kebijakannya juga pasti baik. Dalam memilih wakil-wakil rakyat  yang  mengemban amanat  selama 5 Tahun kedepan, rakyat menaruh begitu banyak harapan dalam pemilu. Mereka  menginginkan pemimpin yang benar benar memimpin bukan hanya  bermimpi di siang hari.

Pemimpin madani adalah pemimpin yang mampu mengayomi berbagai  kepentingan rakyat dan punya integritas yang kuat.  Indonesia  tidak terdiri  dari rakyat yang  homogenistik tetapi  multikultural, dari sinilah arti penting  sebuah  integritas kepemimpinan. 

Pemimpin madani  juga harus sadar bahwa mereka  dipiih bukan untuk memperkaya diri  apalagi memntingkan kelompaknya, tetapi mereka  berada  di kursi anggota dewan untuk memperjuangkan  hak rakyat.

Masyarakat Indonesia sudah kenyang dengan bualan janji yang melangit. Mereka menginginkan realisasi  dan tindakan yang nyata. Pemimpin ideal bertindak dan memutuskan langkah yang pro rakyat, memperjuangkan kesejahteraan  serta persamaan kedudukan di mata hukum.

Oleh karena itu, kita sebagai  rakyat harus selektif memilih, tidak tertipu oleh politik uang apalagi tidak menyalurkan hak suara. Begitu ironis memang jika kita menyerahkan kepeminpinan negara kepada orang yang apatis dan acuh tak acuh  dengan kondisi negara. Pejabat adalah cerminan dari negara itu sendiri,maka  jadilah pemilih dan pemimpin yang cerdas dan bijak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun