Memimpin itu ibarat menggembala, mereka akan merasa senang ketika melihat orang orang yang dipimpinnya gembira sebab kebutuhannya terpenuhi, namun sekarang hanya sedikit pemimpin yang bertipe menggembala.
Pemimpin, sebuah entitas yang mengayomi, melindungi, dan memberi ketentraman bagi masyarakat yang dipimpinnya. Bukanlah ia yang memeras atau meraup untung dari amanat yag telah diberikan kepadanya. Kepemimpinan bukanlah hanya berkaitan dengan orang lain namunjuga bagi diri sendiri. Jikalau ia belum mengatur dirinya sendiri bagaimana ia mengatur orang banyak, jikalau belum bisa mengendalikan amarahnya bagaimana ia meredakan konflik yang ada di sekeliling.
Pemimpin yang baik adalah mereka yang bekerja keras, mereka menyelesaikan tugasnya dengan tuntas. Tidak akan pernah mengabaikan apa itu namanya tanggung jawab. Kebiasan seperti ini tentunya akan banyak yang menyayanginya, jujur saya lebih suka orang siapa yang mau bekerja apalagi ketika berbarengan dengan ikhasnya hati. Sebenarnya apakah ada hubungan antara mengembala dengan memimpin? Â
Jawabannya ada, mengembala ternak adalah ibarat mengatur negara kecil dimana dalam kecilpun akan menemukan karakter yang berbeda. Jika seorang pemimpin mau berpikir dengan logika pengembala, maka setiap waktu adalah bagaimana agar supaya ternaknya mendapatkan rumput yang lebat, subur, dan bisa mengenyangkan.
Seorang akan meras suksesa jikalau ternaknya bisa makan dengan baik, sekalipun dirinya tidak makan. Bagai seorang pengembala yang dipikirkan adalah ternaknya, bukan malah membuat diri sendiri kenyang apalagi malah merebut hak yang bukan milik sendiri. Mereka akan selalu bekerja keras bahkan kadang mereka akan melupakan diri sendiri.
Seorang penggembala akan merasa senang jikalau ternak yang ia gembalakan tampak kenyang. Hal tersebut tampak dari perutnya yang besar dan ternak yang kenyang akan tidak rewel.Â
Binatag pada umumnya akan rewel dan gelisah ketika sedang lapar dan musim kawin. Jikalau nafsu tidak ada, maka binatang akan cenderung tenang. Melihat hal yang seperti ini, seorang penggembala akan merasa senang dan bahagia serta batinnya akan puas. Maka tentu setiap penggembala akan berusaha untuk membuat ternak tersebut kenyang dan tenang.
Walaupun seorang penggembala tidak pernah mengenyam pendidikan yang tinggi atau pernah namun berpendidikan yang rendah, penggembala akan mengerti apa yang harus dilakukan dan sesuatu yang harus ditinggalkan. Selain itu, mereka akan mengerti akan indikator dan kriteria penggembala yang baik dan berhasil. Mereka tidak akan pernah cemburu terhadap kenikmatan yang dinikmati oleh hewannya. Dan mereka tidak akan berebut makanan dengan ternak yang dipelihara.
Seorang pemimpin termanifestasikan di dalam diri mereka jiwa dan semangat yang didapatkan dari kejadian tiap kejadian yang dialami ibarat seorang penggembala. Pemimpin akan merasa jika melihat orang lain merasa bahagia terhadap apa yang bisa mereka berikan. Berdasarkan pengalaman sendiri bahwa akan ada rasa yang begitu mendalam ketika orang lain berbahagia dibanding ketika sendiri yang mendapatkan dari otang lain.
Pengalaman seorang penggembala akan terasa berharga sehingga ada sebuah riwayat dari Nabi Muhammad dimana beliiau pada masa kecilnya pernah menggembala kambing.Â
Dari cerita tadi, aku bisa membayangkan jikalau pada tingkatan apa saja, dalam menjalankan dan manunaikan kewajiban sebagai pemimpin bermental sebagai seorang penggembala yang baik. Pemimpin yang  baik akan bahagia jikalau melihat orang orang yang dipimpimnya merasa bahagia karena hak mereka terpenuhi. Namun sayang seribu sayang, pemimpin bermental seorang penggembala memah sulit dan jarang kita temukan sekarang.