Mohon tunggu...
Akbar Haris
Akbar Haris Mohon Tunggu... Mahasiswa - ...

Welcome

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bisnis Shopping Center di Jakarta Menghadapi Era Digitalisasi

29 Maret 2021   09:36 Diperbarui: 29 Maret 2021   09:46 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

E-commerce menjadi industri online yang berkembang sangat pesat di Indonesia. Pertumbuhan pasar e-commerce di Indonesia didorong oleh populasi kaum muda. di mana kelompok usia dengan pengeluaran e-commerce tertinggi adalah usia antara 30 hingga 39 tahun. Penetrasi internet dan smartphone juga menjadi faktor penyebab meningkatnya adopsi pembayaran digital untuk berbagai tujuan selain berbelanja. Ditemukan juga, tingkat penetrasi internet di kalangan pelajar usia lima hingga 24 tahun di Indonesia tertinggi pada 2019, yakni 53,06 persen (Nurhayati, 2020).

Pertumbuhan ini ditandai dengan berbagai macam media penjualan online salah satu diantaranya adalah marketplace. Banyak marketplace yang bersaing pada kurun waktu tahun 2017 dan 2018. Beberapa marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Olx bersaing untuk memberikan layanan inovatif yang memudahkan pengguna dalam berbelanja maupun pembayarannya.

E-commerce bertumbuh paling pesat pada kota-kota besar yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan pada kota-kota besar memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur jaringan internet dan ketenagalistrikan yang baik sehingga mampu menunjang kegiatan e-commerce yang berbasis perangkat teknologi modern. Jakarta merupakan daerah dengan intensitas dan nilai transaksi e-commerce paling tinggi di Indonesia.

Menurut data yang dilansir oleh statista.com melalui survei yang dilakukan oleh Statista Indonesia pada tahun 2019, Jakarta memiliki sebaran pengguna e-commerce paling tinggi di Indonesia yaitu sebesar 58 persen. Sebagai pembanding, pengguna e-commerce di Surabaya hanya 5 persen dari pengguna e-commerce nasional.

Nilai transaksi E-commerce di Jakarta setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan selaras dengan peningkatan nilai transaksi di Indonesia. Pertumbuhan paling besar terjadi pada kurun tahun 2017-2018 yang mengalami peningkatan 36,77 triliun rupiah atau lebih besar 150 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini selaras dengan banyaknya platform online dan marketplace baru bermunculan dan melakukan inovasi besar-besaran sehingga menarik banyak pembeli untuk melakukan transaksi secara online.

Tingkat Hunian Shopping Center di Jakarta

Transaksi e-commerce di Jakarta yang mengalami peningkatan setiap tahunnya seakan menjadi pemicu utama peralihan transaksi jual-beli di masyarakat dari transaksi secara konvensional menjadi transaksi secara digital. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan tingkat kekosongan atas properti shopping center di Jakarta. Kekosongan terjadi akibat penawaran yang meningkat secara signifikan namun tidak diimbangi dengan permintaan yang pada akhirnya menyebabkan oversupply. Tingkat kekosongan selama tahun 2020 mencapai 23,6%. Jumlah ini meningkat sebanyak 2,8% dibandingkan dengan tahun 2019 yakni sebesar 20,8% (Colliers, 2021). Sejalan dengan peningkatan tingkat kekosongan, tingkat hunian properti shopping center semakin menurun selama tahun 2017 hingga 2020

Tingkat hunian shopping center di Jakarta di tahun 2018 stagnan di level 83,6%, sama dengan tahun 2017. Dilansir dari detik.com, pada tahun 2018 memang tidak terjadi penambahan supply dari shopping center yang signifikan, namun banyaknya tenant yang tutup mempengaruhi tingkat hunian shopping center. Lalu di tahun 2019 terjadi penurunan tingkat hunian shopping center menjadi sebesar 79,8%, turun 3,8% dibandingkan tingkat hunian di tahun sebelumnya. Dan di tahun 2020 tingkat hunian shopping center di Jakarta kembali turun menjadi 77,4%, turun sebanyak 2,4% dari tahun 2019.

Strategi yang Dapat Dilakukan oleh Tenant dan Pengelola Shopping Center Menghadapi Era Digitalisasi

Strategi yang dapat ditempuh bagi tenant dan pengelola shopping center agar mampu bertahan dan tidak kalah bersaing di era digitalisasi:

  • Bagi tenant dapat melakukan ekspansi ke platform online (website, marketplace, social media) agar konsumen atau calon konsumen dapat memperoleh informasi terkait produk yang ingin dibeli secara langsung di toko ataupun melakukan belanja secara online.
  • Bagi pengelola shopping center dapat menyediakan tempat berkumpul yang terdiri dari berbagai sektor campuran dimana terdapat berbagai macam tenant sebagaimana contoh penelitian Hglund dan Heideken (2019) di Sergelstan (Stockholm CBD) yang melakukan shifting dengan memperbanyak tempat berkumpul yang didukung oleh  food and beverage tenant.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun