Mohon tunggu...
Rishar SaidahTulan
Rishar SaidahTulan Mohon Tunggu... Lainnya - Be close to god, thus we will find the peace.

Larik puisi bagian ku menuntun sukma tuk tak sembilu, aku si penyair fajar yang membentang bagai rembulan. Itu saja kiasan liniku, semoga bisa membantu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sriwijaya Air 182

10 Januari 2021   22:14 Diperbarui: 13 Januari 2021   19:40 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kutahu kau Sriwijaya..

Walau ku tak turut bersamamu..

Melewati udara dan sendu nya angin sepoi-sepoi..

Kau ingatkan aku sebuah tahta..

Bak istana nama mu..

Antik pula ragamu..

Waktu-waktu ini menjadi pilu..

Karena kabar mu yang mengiris..

Layaknya hari kau pergi pulang dengan ramah..

Tapi..

Kali ini kau lukis pilu sejarah ..

Dengan jiwa-jiwa lemah tak berdaya..

Bagai rumah yang patah tiang di setiap sudutnya..

Kau pun sama..

Jatuh tersungkur membawa pergi senyuman..

Menyisakkan tangis yang berkepanjangan..

Melihat kembali kenangan beberapa waktu..

Membuat mata dan hati terketuk..

Berucap kalimat pilu dari raga yang masih terjaga..

Menanti mu pada kepastian tentang jiwa yang kau bawa..

Semoga abdimu tetap bersama dalam jiwa yang tertanam ketika kau berbakti tuk menjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun