Mohon tunggu...
Rishar SaidahTulan
Rishar SaidahTulan Mohon Tunggu... Lainnya - Be close to god, thus we will find the peace.

Larik puisi bagian ku menuntun sukma tuk tak sembilu, aku si penyair fajar yang membentang bagai rembulan. Itu saja kiasan liniku, semoga bisa membantu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Garis Takdir

16 Juni 2020   07:31 Diperbarui: 16 Juni 2020   08:06 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melukis indah nasib pada tataran rasa..

Memberi warna aneh pada titik jiwa..

Mengubah arah dan tujuan..

Seakan menjadi kebiasaan..

Garis..

Garis Takdir yang tak lepas dari jangkauan sang pelukis...

Garis Takdir yang seakan tertawa pada lemahnya diri..

Mengejek dan mencekam batin terlalu biasa dilalui..

Mencari korban tuk dijadikan teman setia..

Beribu kekuatan di arahkan..namun tak berdaya dibawah garis takdir..

Rasa-rasa mendulang dengki dan angkara..sudah lumrah di cipta..

Alasannya karena garis takdir..

Tak bertanyakah jiwa untuk apa semua ini..

Jika takdir yang harus disalahkan..mungkin kejenuhan yang berulang akan melambai dan berkata...

Hei, Kau! Pergilah, kau tak berdaya dibawah kuasa sang pemilik..

Tuk apa kau ada, jika tak memahami makna  tersirat! 

Sudahlah, berhenti bergumam..

Temukan sejuta cahaya yang akan memberimu jalan...

Pada garis takdir yang sudah disiapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun