Mohon tunggu...
M Hariri
M Hariri Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat Filsafat dan Pemerhati Demokrasi

Knowledge is power

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan, Menuju Perubahan yang Berarti

30 Januari 2019   20:30 Diperbarui: 30 Januari 2019   20:31 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka dengan itu adalah tugas kita mendorong anak-anak petani dan lainnya yang tidak mengerti pentingnya perubahan yang edukatif. Dalam melaksanakan tugas penting ini, sekolah tidak hanya satu-satunya tempat, keluarga juga salah satu tempat terbaik menempa anak-anak menjadi pribadi yang suka melakukan perubahan.

Pembahasan ini juga terkait erat dengan pernyataan Soekarno tentang 10 pemuda yang bisa mengguncangkan dunia. Pernyataan tersebut bisa bermakna pemuda-pemuda yang memiliki ambisi besar untuk melakukan perubahan. Jika rata-rata generasi baru bangsa ini adalah generasi seperti yang dimaksud Soekarno, maka mereka akan mengubah dan membantu persoalan bangsa ini.

Persoalan bangsa ini sudah cukup banyak. Dari persoalan paling bawah sampai paling atas. Tapi, sayangnya, generasi baru sekarang kurang peduli dan memang dari yang lebih tua kurang antusias menceritakan persoalan yang dialami bangsa ini.

Antusiasme yang kurang ini terlihat ketika transformasi ilmu di kelas dan di lingkungan keluarga. Transformasi hanya membimbing mereka (anak-anak) memahami mata pelajaran, rangking dan nilai yang bagus, serta prestasi. Tindakan demikian memang mendorong pada perubahan, tapi perubahan yang dimaksud di sini bersifat individualis. Dampaknya kurang mengena pada persoalan-persoalan di sekitarnya.

Hal ini bisa kita buktikan dengan pertanyaan, kenapa para pelajar kurang peduli dengan lingkungan yang kotor yang menyebabkan banjir? Kenapa para pelajar, misalnya anak SMA sederajat dan mahasiswa tidak antusias mensosialisasikan kebersihan lingkungan, kenapa harus menunggu perintah pemerintah? Fakta ini tidak bisa kita tolak. Karena kenyataannya, kita lebih suka mendorong anak-anak melakukan perubahan yang dampaknya tidak luas. Oleh karenanya, mari dorong mereka pada perubahan yang lebih berarti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun