Dalam persamaan tradisi yang digelar tersebut ada persamaan yaitu penanggalan satu suro dengan satu hijriah.
Sejarah Penyatuan Kalender Jawa dan Islam
Penyatuan antara penanggalan jawa dengan islam pertamakali diterbitkan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1940.
Dengan menggabungkan beberapa metode penanggalan yang sudah ada seperti kalender Hijriah, Masehi, dan Saka dengan pertimbangan untuk menyatukan semua umat.
Dari penggabungan ketiga metode penanggalan maka lahirlah kalender Jawa dengan bulan sebagai media penghitungannya.
Dari persamaan sumber yang menjadi dasar  perputaran bulan mengelilingi bumi sebagai poros utama membuat penanggalan Jawa dan Islam menjadi mudah untuk disatukan.
Sedangkan Jawa kuno sebelum sebelum adanya penyatuan antara penanggalan Islam dan Jawa masih menggunakan kalender Saka dari agama Hindu.***
Penulis: Puthut Hari Pangestu
Sumber artikel: https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/12/160000665/arti-malam-satu-suro-makna-dan-tradisinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H