Mohon tunggu...
Hario Adhy Nugroho
Hario Adhy Nugroho Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru Bahasa Indonesia yang mengajar sejak 2016 dan saat ini ditugaskan di SMP Negeri 35 Samarinda. Menyukai hal-hal terkait literasi, astronomi, olahraga dan game.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa Menentukan Kelompok Belajarnya Sendiri, Efektifkah?

28 Februari 2024   14:05 Diperbarui: 28 Februari 2024   23:17 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: koleksi penulis

"Om, kemarin saya belajar di kelas. Terus gurunya nyuruh kami buat kelompok belajar untuk ngerjain tugas. Saya tidak dapat kelompok karena mereka buat kelompok sesuai circle-nya masing-masing." ujar keponakan saya

Mendengar curhatan keponakan saya itu, membuat saya teringat dengan kondisi belajar yang seringkali saya alami ketika di kelas. Pembentukan kelompok belajar seringkali menjadi menjadi masalah, apalagi jika beberapa siswa memiliki karakter pendiam dan pemalu. Tentu hal ini akan menyulitkan mereka bahkan membuat mereka semakin tidak percaya diri di kelas. 

Selain menyulitkan siswa, terkadang pembentukan kelompok menimbulkan keriuhan di dalam kelas. Terutama bagi kelas yang berada di masa peralihan, misalnya di kelas VII karena mereka baru saja menyelesaikan pendidikan jenjang SD. Alih-alih menciptakan suasana belajar yang kondusif, keadaan ini justru akan menyita waktu yang tidak sedikit untuk memberikan kesempatan siswa membentuk kelompok belajarnya sendiri. 

Oleh karenanya, strategi guru sangat dibutuhkan untuk memperhatikan perbedaan karakter dan efisiensi waktu yang digunakan dalam pembentukan kelompok. Berikut beberapa strategi pembentukan kelompok yang dapat digunakan:

Menggunakan Kartu Undian 

Siswa yang menerima kartu dengan gambar atau angka yang sama dapat berkumpul dan membentuk kelompok. Kelebihannya cara ini cukup mudah digunakan, bahan yang digunakan dapat berupa potongan kertas yang diberi gambar atau angka yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah siswa dalam kelas. . Kekurangan strategi ini kertas undian yang digunakan jika terbuat dari bahan yang tipis, akan mudah kusut bahkan robek. Sehingga guru perlu membuat kertas undian dari bahan yang tebal atau membuat ulang untuk digunakan pada kelas selanjutnya.

Menggunakan Angka Berurutan

Cara ini paling sering digunakan karena dapat langsung diterapkan di dalam kelas tanpa harus menyiapkan alat bantu. Caranya dengan terlebih dahulu menentukan jumlah kelompok yang diinginkan. Agar lebih kondusif, disarankan untuk membentuk kelompok dengan anggota tidak lebih dari 4/5 orang. Setelah guru menentukan jumlah kelompok, guru dapat menunjuk siswa paling pojok untuk menyebutkan angka 1 sampai 7 (dapat disesuaikan dengan jumlah kelompok). 

Ketika siswa telah menyebutkan angka dari jumlah kelompok, penyebutan angka dapat diulang sampai seluruh siswa mendapatkan angka. Lalu sesuai aba-aba guru, siswa dikelompokkan sesuai angka yang mereka sebutkan tadi. Kekurangan dari cara ini, suasana kelas akan ramai dengan suara siswa yang memanggil temannya untuk berkumpul dan suara pergeseran meja untuk menata kelompok.

Menggunakan Diferensiasi Konten

Jika guru ingin melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, mungkin strategi ini dapat menjadi pertimbangan. Misalnya pembelajaran Bahasa Indonesia masuk pada materi cerpen. Maka guru dapat menyediakan cerpen berbentuk teks atau video, lalu peserta didik dapat memilih konten mana yang akan mereka pilih, lalu guru dapat membagi kelompok berdasarkan konten yang dipilih oleh siswa. 

Kelebihan dari cara ini adalah guru dapat sekaligus menentukan gaya belajar siswa dan suasana kelas dapat lebih kondusif. Kekurangannya adalah guru memerlukan waktu lebih banyak untuk menyiapkan konten yang berbeda-beda.

Menggunakan Aplikasi Online

Guru dapat menggunakan aplikasi gratis yang dapat diakses melalui Google Crome atau Mozila, menggunakan kata kunci "membuat kelompok online". Lalu guru dapat menentukan jumlah kelompok dan menginput nama siswa dalam satu kelas. Secara otomatis aplikasi akan membuat kelompok secara acak berdasarkan jumlah kelompok yang ditentukan. 

Kelebihan cara ini guru dapat dengan mudah dan memerlukan waktu yang singkat dalam membuat kelompok. Kekurangannya adalah peran guru menjadi kunci dalam pembelajaran, sehingga siswa hanya mengikuti arahan dari guru. 

Demikian cara-cara yang dapat Bapak dan Ibu terapkan dalam membuat kelompok dalam kelas. Semoga bermanfaat. -HAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun