Mohon tunggu...
Indrati Harimurti
Indrati Harimurti Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mak ne Si Nang, isaku iki

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Lembaran Uang dan Sopir Angkutan

14 Desember 2011   06:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:19 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap pagi pada jam 7-an angkutan kota selalu dipenuhi dengan penumpang dari pelajar, pekerja, pedagang pasar dan ibu-ibu yang berbelanja ke pasar. Dalam sebuah angkot yang kunaiki menuju terminal Penggaron ini pun tidak begitu banyak penumpang.

Salah seorang ibu yang pekerja kantoran turun di arah perempatan. Sambil mengeluarkan uang dan memberikan kepada sopir angkut.

"Wah Bu, belum ada kembaliannya." kata sopir angkutan

Si Ibu merasa bersalah dengan lembaran 50 ribuannya.

"Wah saya tidak bawa uang pecah Pak." kata Ibu

"Ya sudah Bu, dibawa saja. Lain kali saja." kata sopir angkutan

Si Ibu mengangguk. Mudah-mudahan masih bisa bertemu lagi untuk membayar angkut yang belum ia bayar.

Dalam perjalanan itu, ada seorang anak gadis SMU yang kiranya akan turun. Dari pertigaan tadi sepertinya sangat gelisah. Beberapa kali membuka tas dan menggeledah semua isi tas. Akhirnya saatnya turun.

"Kiri. Pak, maaf dompet saya ketinggalan. Saya hanya punya uang 500 rupiah." jawab anak gadis itu

"Udah Dik, uangnya bawa saja untuk bekal." kata pak sopir

"Terima kasih Pak. " Jawab anak itu dengan menunduk merasa bersalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun