Setiap pagi pada jam 7-an angkutan kota selalu dipenuhi dengan penumpang dari pelajar, pekerja, pedagang pasar dan ibu-ibu yang berbelanja ke pasar. Dalam sebuah angkot yang kunaiki menuju terminal Penggaron ini pun tidak begitu banyak penumpang.
Salah seorang ibu yang pekerja kantoran turun di arah perempatan. Sambil mengeluarkan uang dan memberikan kepada sopir angkut.
"Wah Bu, belum ada kembaliannya." kata sopir angkutan
Si Ibu merasa bersalah dengan lembaran 50 ribuannya.
"Wah saya tidak bawa uang pecah Pak." kata Ibu
"Ya sudah Bu, dibawa saja. Lain kali saja." kata sopir angkutan
Si Ibu mengangguk. Mudah-mudahan masih bisa bertemu lagi untuk membayar angkut yang belum ia bayar.
Dalam perjalanan itu, ada seorang anak gadis SMU yang kiranya akan turun. Dari pertigaan tadi sepertinya sangat gelisah. Beberapa kali membuka tas dan menggeledah semua isi tas. Akhirnya saatnya turun.
"Kiri. Pak, maaf dompet saya ketinggalan. Saya hanya punya uang 500 rupiah." jawab anak gadis itu
"Udah Dik, uangnya bawa saja untuk bekal." kata pak sopir
"Terima kasih Pak. " Jawab anak itu dengan menunduk merasa bersalah.
Sungguh pak sopir angkut yang baik hati, hari ini sudah dua orang penumpang yang direlakan untuk tidak membayar, walaupun cuma 2500 ~ 3000 rupiah saja. Dengan keikhlasannya melegakan hati yang gundah dari penumpang. Dan mudah-mudahan kebaikannya tergantikan dengan rejeki yang melimpah. Jangan lupa pastikan uang transport sudah ada di dalam tas atau dompet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H