Di sisi lain, peran relawan sangat krusial dalam memberikan dukungan psikososial, terutama bagi keluarga-keluarga yang mengalami trauma pascabencana. Relawan dari berbagai latar belakang, seperti mahasiswa, organisasi keagamaan, hingga psikolog, memberikan layanan trauma healing untuk membantu penyintas, terutama anak-anak, mengatasi dampak psikologis dari bencana. Keluarga TM, misalnya, merasakan manfaat besar dari sesi trauma healing yang diberikan oleh relawan, sehingga anak-anak mereka mampu pulih dari mimpi buruk dan kecemasan yang sering muncul setelah evakuasi.
Selain bantuan fisik dan psikologis, relawan juga berperan dalam memberikan pendidikan dan pelatihan bagi penyintas, khususnya dalam bidang keterampilan baru yang dapat mereka gunakan untuk memperoleh penghasilan. Beberapa kelompok relawan mengadakan pelatihan kewirausahaan, pengelolaan keuangan, dan keterampilan tangan, yang sangat membantu keluarga penyintas dalam mengembangkan sumber penghasilan baru di lokasi relokasi. Hal ini terbukti sangat penting bagi keluarga-keluarga seperti keluarga TM yang beralih dari sektor pertanian ke usaha kecil.
Secara keseluruhan, peran pemerintah dan relawan telah memberikan harapan baru bagi keluarga penyintas. Meski jalan menuju pemulihan total masih panjang, dukungan yang mereka terima membantu para penyintas untuk bangkit kembali, menata kehidupan, dan menatap masa depan dengan lebih optimis. Bantuan yang berkelanjutan dalam bentuk relokasi, dukungan psikologis, dan pemberdayaan ekonomi menjadi kunci dalam membangun kembali ketangguhan keluarga-keluarga penyintas erupsi Semeru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H