Mohon tunggu...
Masyhari Kranji
Masyhari Kranji Mohon Tunggu... -

Berasal dari Kranji, sebuah kampung di pesisir utara Lamongan. Pernah singgah 9 tahun di DKI Jakarta, dan kini tinggal di Cirebon. Alumni Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji, LIPIA Jakarta 2010, Pasca IAIN Syekh Nurjati Cirebon 2014. Saat ini aktif mengajar intensif bahasa Arab di PPB IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Blog: Mengaisembun.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bait Rindu di Kereta Senja

13 Oktober 2016   20:59 Diperbarui: 13 Oktober 2016   21:18 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh Masyhari 

Sayang, apa kabarmu kini di rumah sana? 

Senja ini, 

kereta yang kutumpangi melintasi kotamu, 

kota batas antara ibu dan menantu 

Bahkan sempat ia berhenti 

meski sejenak saja, 

di tempat berlabuhnya ribuan rindu

 

Sayangnya, kereta tak izinkanku turun hampirimu,

sekedar lepaskan rindu di kalbu 

Sayang, apa kabarmu? 

Semoga sehat sentosa selalu 

Merindu peluk hangatku di sisimu sabar butuh sabar, sayang 

Di atas gerbong kereta tua 

Di lintasan rel tua renta konon sedari zaman Belanda 

menguasai tanah air kita 

Jejaknya dalam mental kita tak jua sirna, walau 

Waktu dan generasi tlah berganti 

Sayang, kutulis sulur-sulur bait rindu

sementara hati tak mampu

membendung arus di dalam kalbu

menahan ribuan rasa gejolak menggebu 

tak bisa kubahasakan dengan kata jemariku

Ujung ibu jemari ini tak mampu menata 

Lunglai tiada gairah menari tanpa dendang irama saat kereta injakkan 

Prujakan stasiun biasa 

kita mulai darinya 

dan kita menuju padanya 

Dada ini serasa penuh air mata tumpah 

meleleh dari dalam saja 

tak kuasa merembes dari lubuknya 

Oleh tabah dalam jiwa 

Walau rasa begitu menyiksa 

Sayang, memang aku harus segera sapa 

Ayahku di sana kini mulai merenta di kampung halaman kita tercinta 

terbaring lemah tiada daya 

dalam penantian anak yang dirindunya 

Seribu hari seribu malam lamanya 

tak bersua-sapa muka aku denganya 

hanya ingin doa dan ridhanya 

Sayang, doa demi doa panjatkanlah 

tasbih, zikir, asmaul husna rapalkanlah 

Fatihah demi fatihah kirimkanlah 

Semoga kita dalam lindungan-Nya 

Allah Yang Maha Kuasa 

Amiiin 

Jakarta-Cirebon-Surabaya, 04/11/2015 

Pernah dimuat di akun fb: Masyhari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun