Pada fase nglokro, seseorang merasakan beban emosional yang sangat besar dan merasa tidak ada jalan keluar. Mereka mungkin merasa putus asa, kehilangan motivasi, dan menarik diri dari kehidupan sosial. Nglokro adalah fase di mana seseorang benar-benar merasa tidak berdaya menghadapi kenyataan yang ada, dan butuh waktu untuk bisa keluar dari keterpurukan ini.
5. Nglakoni: Tahap Penerimaan (Acceptance)
Setelah melalui berbagai emosi dan perjuangan, tahap terakhir adalah penerimaan. Dalam filsafat Jawa, ini disebut nglakoni, yang artinya menjalani atau menerima dengan ikhlas. Pada tahap ini, seseorang akhirnya mampu menerima kenyataan dan mulai hidup berdampingan dengan situasi yang sebelumnya dianggap sulit atau menyakitkan.
Nglakoni bukan berarti menyerah, melainkan menerima keadaan dengan penuh kesadaran dan ikhlas. Pada tahap ini, seseorang menyadari bahwa ada hal-hal yang memang tidak bisa diubah, dan yang terpenting adalah bagaimana menjalani hidup meski dalam kondisi yang tidak ideal. Nglakoni memberikan kedamaian batin karena seseorang telah melewati berbagai fase emosional dan akhirnya mencapai titik penerimaan.
Jadi Sahabatku, rupanya jalan yang jarang dilalui orang (Road Less Travelled) ketika menerima kepahitan hidup itu ada. Bahkan filsafat Jawa dengan konsep nglawan, ngamuk, ngalih, nglokro, dan nglakoni memberikan panduan tentang bagaimana seseorang secara alami menghadapi berbagai bentuk kepahitan hidup. Setiap tahapan emosi ini adalah bagian dari proses manusiawi dalam menghadapi kenyataan yang sulit. Dari melawan dan menyangkal kenyataan, meledak dalam kemarahan, mencari solusi, terpuruk dalam keputusasaan, hingga akhirnya menerima dan menjalani dengan ikhlas---semua tahapan ini membantu seseorang mencapai kedamaian dan keseimbangan batin.
Pesan dari salah satu guru saya, "Jika suatu saat kamu tertekan, kamu boleh kok nglawan, ngamuk, ngalih dan nglokro. Tapi ojo suwe-suwe (jangan lama-lama). Segeralah nglakoni, alias acceptance. Maka kamu akan menemukan kebahagiaan hidup sejati"
Semoga bermanfaat
Tabik
www.thecafetherapy.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H