Mohon tunggu...
Hari Bagindo Pasariboe
Hari Bagindo Pasariboe Mohon Tunggu... Ilmuwan - Statistician @ Indonesian Statistics

born and raised in Jakarta, statistician at National Statistics Office, focus environmental and social resilience statistics. former teacher, marketer, facilitator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tuntutan Perubahan Pasca Covid

31 Mei 2020   05:33 Diperbarui: 31 Mei 2020   06:04 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dengan proses yang alami, semua orang pada akhirnya pada suatu saat tertentu akan terinfeksi virus bila kita proyeksikan pada waktu yang panjang. Kondisi tertular virus akan menyebabkan proses seleksi alam berjalan. Bagi yang kuat daya tahan tubuhnya akan mampu beradaptasi dan tetap hidup, demikian sebaliknya.

Rasanya tak perlu pandai bila hanya bisa hadir dengan model jawaban hanya menyerahkan segala urusan pada seleksi alam belaka.

Manusia mahluk berakal yang akan terus dan harus berusaha menjawab tantangan jamannya masing-masing. Penggunaan pikiran secara baik akan menuntun pada penciptaan-penciptaan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan pertumbuhan sebagaimana kodrat yang semestinya dari hakekat manusia itu sendiri.

Manusia sudah ditakdirkan untuk tumbuh dan berkembang. Adaptasi dan proses mencari solusi sudah menjadi sofware yang selama ini melekat pada diri setiap orang.

Narasi yang sama
Lirik lagu seniman legendaris Iwan Fals sering teringat. syair "seruan lagu setuju!" ibarat suara "anjing menggonggong yang serentak diikuti oleh gonggongan anjing lainnya". Hal ini dengan mudah dapat dilihat pada semua saluran media yang ada.

Narasi yang sama bernada pesimisme dan ketidakberdayaan yang dikumandangkan setiap hari. Pernyaataan, pendapat, arahan yang saling tumpang tindih di pertontonkan, diperdebatkan bila terlalu lama bisa merobek banyak sendi kehidupan.

Aturan mengatur ranah publik bukan ranah privat
Sejatinya, dalam alam demokrasi, peraturan atau aturan bermasyarakat dipandang sebagai kesepakatan hidup bersama untuk mengatur apa apa saja yang perlu diatur di ruang publik. Kata kuncinya adalah ruang publik.

Penyelenggara negara "jangan melantur" alias "over acting" yang dalam bahasa jawa " kebablasan". Perlu pengertian dan pengetahuan yang luas untuk mengatur masyarakat yang beragam seperti kondisi negara kita ini. 

Aturan sudah seharusnya dibuat buat untuk mengatur semua orang. Tanpa terkecuali, termasuk si pembuat aturan sendiri.

"Sudah sangat kebablasan kalau jenengan atau sampean berani membuat perangkat hukum yang mengatur sampai ke ruang-ruang privat masyarakat dan saya"

Perlu minimum pengetahuan dan pengertian terkait perbedaan yang mana ruang publik dan apa yang dimaksud dengan ruang privat! Sehingga tau, mana yang perlu diatur, mana yang tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun