Mohon tunggu...
Hari Bagindo Pasariboe
Hari Bagindo Pasariboe Mohon Tunggu... Ilmuwan - Statistician @ Indonesian Statistics

born and raised in Jakarta, statistician at National Statistics Office, focus environmental and social resilience statistics. former teacher, marketer, facilitator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

4#Revolusi Mental ala Wallace D Wattles

30 Oktober 2014   15:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:10 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

e:hari.bagindo@gmail.com

Pengantar

Sebuah Transliterasi oleh Hari Bagindo  dari"The Science of Getting Rich, karya Wallace D Wattles,1910,

Tulisan ini adalah  sebuah pragmatisme, bukan filosofis; sebuah petunjuk praktis, bukan sebuah risalah teori. Dimaksudkan  untuk setiap orang yang kebutuhan yang paling mendesak adalah untuk uang; ingin kaya terlebih dulu dan berfilosofi kemudian. Tulisan ini bagi mereka  yang inginkan hasil dan yang bersedia untuk mengambil kesimpulan ilmu pengetahuan sebagai dasar untuk bertindak, tanpa masuk ke dalam tiap-tiap proses  hingga dicapai kesimpulan.
Diharapkan pembaca akan mengambil penyataan-pernyataan mendasar  dengan penuh keyakinan, sama seperti  pada saat kita meyakini hukum kelistrikan yang sampaikan olehMarconi atau Edison; dan menerima pernyataan tersebut dengan keyakinan, bahwa ia akan terbukti kebenarannya dan bertindak atas mereka tanpa rasa takut atau ragu-ragu. Setiap orang yang melakukan sesuai dengan  petunjuk ini tentu akan menjadi kaya; karena pengetahuan terapan in adalah sebuah ilmu pasti, dan kegagalan sangat tidak mungkin terjadi.

PRINSIP PERTAMA: BERFIKIR DAN MENJADI KAYA #4

PIKIRAN adalah satu-satunya kuasa yang dapat menghasilkan kekayaan yang nyata dari tak Zat Berwujud. Zat yang merupakan asal segala sesuatu dibuat adalah zat yang berpikir, dan suatu pikiran akan suatu bentuk pada zat ini akan menghasilkan bentuk tersebut.

Zat Asal  bekerja seturut dengan pikiran-pikirannya; setiap bentuk dan proses yang Anda lihat di alam adalah ekspresi yang terlihat dari pikiran Zat Asal. Ketika Zat Asal berpikir tentang bentuk, terbentuklah bentuk itu; ketika berpikir tentang gerak, dihasilkanlah  gerakan itu. Begitulah caranya segala sesuatu diciptakan. Kita tinggal di dunia pikiran, yang merupakan bagian dari pikiran semesta. Pikiran alam semesta bergerak meluas ke seluruh zat tak berbentuk, dan Zat pikir bergerak sesuai dengan pikiran itu, mengambil bentuk  sistem planet, dan mempertahankan bentuknya. Zat  pikir mengambil bentuk pikirannya, dan bergerak sesuai dengan pikiran itu. Berpegang pada  gagasan sistem tata surya dan bumi, mengambil bentuk sistem ini dan gerakannya sambil berfikir. Pikirkan bentuk tumbuh lambat pohon eik, bergerak sesuai, dan menjadi pohon, meskipun  memerlukan waktu berabad-abad untuk melakukan pekerjaan. Dalam mencipta, zat  tak berwujud sepertinya bergerak menurut  garis gerak yang telah ditetapkan; sebuah pikiran pada pohon ek tidak menyebabkan perubahan cepat pada proses pertumbuhan pembentukan pohon yang sudah dewasa, tetapi memulai gerakan yang akan menghasilkan pohon, sesuai dengan garis pertumbuhan yang ada.

Setiap pikiran tentang bentuk, pada Zat pikir, menghasilkan penciptaan suatu  bentuk, selalu, atau setidaknya umumnya, bersesuaian dengan  garis pertumbuhan dan tindakan yang ada.

Suatu Pemikiran tentang sebuah rumah dengan konstruksi tertentu, jika pikiran ini di impresikan pada Zat tak berwujud, tidak  secara instan menyebabkan pembangunan rumah itu; tapi hal itu akan menyebabkan pembelokan dari energi kreatif yang sedang bekerja pada sistem perdagangan dan pemasaran sehingga terhubung dengan jalur yang mempercepat  dihasilkan pembangunan rumah. Dan jika tidak ada saluran untuk energi kreatif bisa bekerja,  maka rumah itu akan dibentuk langsung dari unsur utama, tanpa menunggu proses yang lambat dari dunia organik dan non-organik.

Tidak satupun pikiran yang dimpresikan pada Zat tak berwujud tanpa menyebabkan penciptaan bentuk.

Manusia adalah pusat berpikir, dan penghasil pikiran. Segala bentuk yang dibentuk oleh tangan manusia harus terlebih dahulu ada dalam pikirannya; dia tidak bisa membentuk sesuatu sebelum terlebih dahulu memikirkan hal itu.

Dan orang sejauh ini manusia  hanya membatasi usahanya sepenuhnya dalam pekerjaan tangannya; ia telah menerapkan kerja manual pada dunia bentuk, berusaha untuk mengubah atau memodifikasi bentuk yang ada. Manusia tidak pernah berpikir untuk mencoba menciptaan bentuk-bentuk baru dengan mengimpresi kan pikiran pada zat tak berbentuk.

Ketika seorang pria memiliki bentuk-pikiran, ia mengambil bahan  dari bentuk alam, dan membuat gambar bentuk yang dalam pikirannya. Dia telah, sejauh ini, membuat sedikit atau tidak ada usaha sedikitpun untuk berkolaborasi  dengan kecerdasan tak berbentuk; untuk bekerja “dengan Bapa.” Dia tidak bermimpi bahwa dia bisa “melakukan apa yang  Bapa lakukan.” Manusia membentuk ulang dan memodifikasi bentuk-bentuk yang ada dengan kerja manual; dia  tidak memberikan perhatian sedikitpun pada pertanyaan apakah ia mungkin tidak ia dapat menghasilkan hal-hal dari zat tak berbentuk dengan mengkomunikasikan pikirannya untuk itu. Kami menyarankan  bahwa ia dapat melakukannya; untuk membuktikan bahwa setiap pria atau wanita dapat melakukannya, dan untuk menunjukkan caranya. Sebagai langkah pertama, kita harus meletakkan tiga proposisi awal.

Pertama, kita menegaskan bahwa ada satu Zat asal tak berwujud, atau substansi, darinya segala sesuatu dibentuk. Semua tampaknya terdiri dari banyak unsur dari wujud yang berbeda berasal dari satu elemen; semua dari berbagai bentuk yang ditemukan di alam organik dan anorganik yang tetapi berbeda bentuk, terbuat dari zat yang sama. Dan zat ini adalah zat berpikir; pikiran yang terapkan padanya akan  menghasilkan bentuk yang diinginkan. Manusia adalah pusat berpikir, mampu menjadi sumber pikiran; jika manusia dapat mengkomunikasikan pikiran pada zat asal yang berfikir, ia dapat menyebabkan penciptaan, dan pembentukan, hal yang sedang dipikirkannya. Untuk meringkas hal ini: -

Ada zat berpikir dari mana segalanya dibuat, dan yang, di keadaan asalnya, meresapi, menembus, dan mengisi ruang-ruang antara alam semesta.

Pikiran, dalam pada zat ini, menghasilkan sesuatu yang dibayangkan oleh pikiran itu.

Seseorang dapat membentuk hal-hal dalam pikirannya, dan, dengan mengimpresikan  pikirannya pada zat tak berbentuk, dapat menyebabkan hal yang dia pikirkan akan segera dibuat.

Mungkin muncul pertanyaan, apakah saya bisa membuktikan pernyataan ini; dan tanpa membuktikan ke dalam rinciannya, saya menjawab bahwa saya dapat membuktikannya, baik oleh logika maupun oleh pengalaman.

Penalaran kembali dari fenomena bentuk dan pikiran, saya mulai dari satu zat asal yang berfikir; dan penalaran mulai dari substansi yang berpikir ini, saya tiba pada kuasa manusia yang menyebabkan pembentukan sesuatu yang dipikirkannya.

Dan oleh pengalaman, saya menemukan logika ini bernilai yang benar; dan ini adalah bukti terkuat saya.

Jika seorang yang membaca buku ini menjadi kaya dengan melakukan apa yang diberitahukan kepadanya untuk dilakukan, itu adalah bukti yang mendukung klaim saya; tetapi jika setiap orang yang melakukan apa yang disampaikan untuk dilakukan dan menjadi kaya, ini juga merupakan bukti positif sampai ada orang mengikuti proses dan gagal . Teori ini berlaku sampai ada proses yang gagal; dan proses ini tidak akan gagal, untuk setiap orang yang melakukan persis apa yang disarankan oleh buku ini akan menjadi kaya.

Saya telah mengatakan bahwa orang menjadi kaya dengan melakukan sesuatu hal dengan cara tertentu; dan untuk melakukannya, manusia harus berpikir dengan cara tertentu.

Cara seorang melakukan sesuatu adalah hasil langsung dari caranya berpikir tentang sesuatu.

Melakukan sesuatu dengan cara yang Anda inginkan, Anda harus mempunyai  kemampuan berpikir seperti cara berpikir yang  Anda inginkan; ini adalah langkah pertama menuju kaya.

Berpikir apa yang Anda inginkan adalah berpikir KEBENARAN, terlepas dari penampilan.
Setiap orang memiliki kekuatan alamiah dan melekat untuk berpikir apa yang ingin dipikirkan, tetapi membutuhkan usaha yang jauh lebih banyak untuk  memikirkan suatu pikiran dibanding  memikirkan pikiran-pikiran yang disarankan oleh penampilan. Untuk berpikir berdasarkan kulit luarnya adalah mudah; untuk berpikir kebenaran mengabaikan kulit luar adalah sulit, dan membutuhkan pengeluaran daya lebih dibandingkan  melakukan pekerjaan lainnya.

Tidak perlu usaha kerja ketika kebanyakan orang terbenam pada apa yang diakukan  yang disarankan pikiran –pikiran selanjutnya;  Adalah pekerjaan paling sulit di dunia. Hal ini terutama berlaku ketika kebenaran bertentangan dengan penampilan. Setiap tampilan dalam dunia fisik cenderung menghasilkan bentuk  yang bersesuaian pada alam pikiran yang mengamatinya; dan ini hanya dapat dicegah dengan memegang pemikiran akan KEBENARAN itu.

Pada saat memandang penampakan penyakit akan menghasilkan bentuk penyakit  pada pikiran Anda sendiri, dan akhirnya dalam tubuh Anda, kecuali jika Anda berpegang pada pikiran kebenaran, bahwa tidak ada penyakit; hanya penampakan, dan kenyataannya adalah kesehatan.

Memandangi tampilan kemiskinan akan menghasilkan sesuatu yang sesuai pada pikiran Anda sendiri, kecuali jika Anda berpegang pada kebenaran bahwa tidak ada kemiskinan; yang  ada hanya kelimpahan.

Untuk berpikir sehat  pada saat dikelilingi oleh penampilan penyakit, atau berpikir kaya di tengah-tengah penampakan kemiskinan, memerlukan daya; tapi bagi mereka yang mempunya kemampuan ini  menjadi AHLI  PIKIRAN. Dia bisa menaklukkan nasib; ia dapat memiliki apa yang ia inginkan.

Kemampuan  ini hanya dapat diperoleh dengan terus berpegang pada fakta dasar yang ada di balik semua penampakan; dan fakta itu adalah bahwa terdapat Zat Berpikir, dengan dan daripadanya segala sesuatu dibuat.

Selanjutnya  kita harus memahami kebenaran bahwa setiap pikiran yang diselenggarakan pada zat ini menghasilkan suatu bentuk, dan jika seseorang mengimpresikan sebuah pikiran padanya akan menyebabkanterbentuknya hal itu dan menjadi nyata.

Pada saat  kita menyadari hal ini, kita kehilangan semua keraguan dan ketakutan, karena kita tahu bahwa kita dapat mencipta apa yang kita akan ciptakan; kita bisa mendapatkan apa yang ingin kita miliki, dan bisa menjadi apa yang kita inginkan. sebagai  langkah pertama menuju kaya, Anda harus percaya tiga pernyataan mendasar yang diberikan  sebelumnya dalam bab ini; dan untuk menekankan mereka. Saya mengulangi mereka di sini: -

Ada zat berpikir dari mana segalanya dibuat, dan pada keadaan asalnya, meresapi, menembus, dan mengisi ruang-ruang antara alam semesta.

Sebuah pikiran, pada zat ini, Menghasilkan sesuatu  yang citrakan oleh pikiran itu.

Seseorang dapat membentuk banyak hal dalam pikirannya, dan, dengan mengimpresikan pikirannya pada zat tak berwujud, menyebabkan sesuatu yang dipikir akan segera tercipta.

Anda harus menyingkirkan semua konsep lain dari alam semesta selain konsep monistik; dan Anda harus tinggal pada hal ini sampai konsep ini tinggal tetap dalam pikiran Anda, dan telah menjadi kebiasaan berpikir Anda.

Baca lembaran keyakinan ini berulang-ulang; perbaiki setiap kata dalam memori Anda, dan renungkan mereka sampai Anda yakin apa yang mereka katakan. Jika keraguan datang kepada Anda, ke sampingkan sebagai dosa. Jangan mendengarkan argumen yang menentang ide ini; tidak usah pergi ke gereja atau tempat kuliah yang mengajarkan atau mengkotbahkan konsep yang berlawanan.  Jangan membaca majalah atau buku yang mengajarkan ide yang berbeda; jika Anda  kacau dalam keyakinan Anda, semua upaya Anda akan sia-sia.

Jangan bertanya mengapa hal-hal ini benar, atau berspekulasi tentang bagaimana mereka bisa benar; terima pernyataan ini dan yakini. Pengetahuan  menjadi kaya dimulai dengan penerimaan mutlak pada keyakinan ini.

Salam Hangat

Hari Bagindo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun