Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang menangani bidang kebencanaan di Indonesia.
BNPB berhasil mendorong lahirnya ikatan ahli kebencanaan di Indonesia
Indonesia sekarang memiliki Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI).
Setelah menunggu selama 69 tahun sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia, akhirnya Indonesia memiliki himpunan ahli kebencanaan yang menghimpun diri dalam Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) yang di deklarasikan pada 5 Juni 2014.
Dalam deklarasinya IABI menyatakan antara lain:
1.Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap berbagai bencana, sehingga perlu membangun ketangguhan bangsa terhadap bencana sebagai bagian strategis dari pembangunan nasional yang berkelanjutan.
2. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebencanaan perlu ditingkatkan.
3.Dalam upaya membangun dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kebencanaan, kami para peneliti, perekayasa, akademisi dan praktisi kebencanaan sepakat membentuk organisasi IKATAN AHLI KEBENCANAAN INDONESIA (IABI) untuk memberi sumbangsih nyata bagi terwujudnya Indonesia Tangguh Bencana.Surabaya, 5 Juni 2014
Kehadiran IABI diharapakah berkontribusi dan bersumbangsih pada pembangunan Indonesia yang tangguh bencana dan pada akhirnya pada membantu mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Tiodora Hadumaon Siagian:Pengembang metode pengukuran Indeks Kerawanan Sosial (Social Vulnerability Indeks/SOVI)
Doktor Indonesia berkontribusi pada dunia melalui pengembangan metodologi indeks kerawanan sosial (Social Vulnerability Indeks/SOVI). Pengukuran kerawanan sosial di dunia baik secara konsep, definisi dan metodologi diakui masih jauh dari sempurna. Susan L Cutter, penggagas konsep kerawanan sosial(Social Vulnerability Indek/SOVI) menghargai kontribusi peneliti Indonesia dalam pengembangan metodologi pengukuran Indeks Kerawana Sosial. Seperti yang di nyatakannya:
“Finally, a methodological contribution on social vulnerability index construction was provided by Siagian et al. who used a model based clustering method with minimum message length (MML) criterion. The result was the identification of clusters of social vulnerability in Indonesia”.
Penelitian ini disajikan pada publikasi SOURCE NO.17 yang merupakan hasil dari “the 2012 UNU-EHS/MRF Summer Academy “From Social Vulnerability to Resilience: Measuring Progress toward Disaster Risk Reduction”
(http://www.ehs.unu.edu/article/read/source-17-2013-from-social-vulnerability-to-resilience)