e:hari.bagindo@gmail.com
kerajinan tanpa pengetahuan adalah sia-sia
-Proverb-
Isu Pembangunan Berkelanjutan
Indonesia mengadopsi konsep pembangunan berkelanjutan dalam melaksanakan pembangunan di berbagai bidang. Pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah konsep yang di lahirkan oleh World Commission on Environmental and Development (WCED) dalam laporannya berjudul "Our Common Future" dalam bahasa Indonesia laporan itu di beri judul: "Hari Depan Kita Bersama", diterbitkan oleh penerbit PT. Gramedia.
Pembangunan berkelanjutan di definisikan sebagai pembangunan yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"Dalam konteks inilah pembangunan tanpa mempertimbangkan kapasitas mitigasi bencana menghasilkan anti dari pembangunan berkelanjutan itu sendiri."
Catatan Akhir Tahun Perkembangan Mitigasi Bencana Indonesia
Sebelum mengakhiri tahun 2014 yang sebentar lagi akan berakhir kurang dari 2 bulan lagi, catatan menarik terkait mitigasi bencana di Indonesia di sampaikan berikut ini.
Mitigasi secara umum adalah upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang menangani bidang kebencanaan di Indonesia.
BNPB berhasil mendorong lahirnya ikatan ahli kebencanaan di Indonesia
Indonesia sekarang memiliki Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI).
Setelah menunggu selama 69 tahun sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia, akhirnya Indonesia memiliki himpunan ahli kebencanaan yang menghimpun diri dalam Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) yang di deklarasikan pada 5 Juni 2014.
Dalam deklarasinya IABI menyatakan antara lain:
1.Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap berbagai bencana, sehingga perlu membangun ketangguhan bangsa terhadap bencana sebagai bagian strategis dari pembangunan nasional yang berkelanjutan.
2. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebencanaan perlu ditingkatkan.
3.Dalam upaya membangun dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kebencanaan, kami para peneliti, perekayasa, akademisi dan praktisi kebencanaan sepakat membentuk organisasi IKATAN AHLI KEBENCANAAN INDONESIA (IABI) untuk memberi sumbangsih nyata bagi terwujudnya Indonesia Tangguh Bencana.Surabaya, 5 Juni 2014
Kehadiran IABI diharapakah berkontribusi dan bersumbangsih pada pembangunan Indonesia yang tangguh bencana dan pada akhirnya pada membantu mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Tiodora Hadumaon Siagian:Pengembang metode pengukuran Indeks Kerawanan Sosial (Social Vulnerability Indeks/SOVI)
Doktor Indonesia berkontribusi pada dunia melalui pengembangan metodologi indeks kerawanan sosial (Social Vulnerability Indeks/SOVI). Pengukuran kerawanan sosial di dunia baik secara konsep, definisi dan metodologi diakui masih jauh dari sempurna. Susan L Cutter, penggagas konsep kerawanan sosial(Social Vulnerability Indek/SOVI) menghargai kontribusi peneliti Indonesia dalam pengembangan metodologi pengukuran Indeks Kerawana Sosial. Seperti yang di nyatakannya:
“Finally, a methodological contribution on social vulnerability index construction was provided by Siagian et al. who used a model based clustering method with minimum message length (MML) criterion. The result was the identification of clusters of social vulnerability in Indonesia”.
Penelitian ini disajikan pada publikasi SOURCE NO.17 yang merupakan hasil dari “the 2012 UNU-EHS/MRF Summer Academy “From Social Vulnerability to Resilience: Measuring Progress toward Disaster Risk Reduction”
(http://www.ehs.unu.edu/article/read/source-17-2013-from-social-vulnerability-to-resilience)
Sang peneliti:Tiodora Hadumaon Siagian, menyelesaikan program doktor pada jurusan statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember pada 2014 dengan mempertahankan disertasi berjudul “Robus Model-Based Clustering dengan Distribusi t Multivariat dan Minimum Message Length” yang di aplikasikan pada pengukuran kerawanan sosial pada 497 kabupaten/kota di Indonesia sehingga menghasilkan peta kerawanan sosial Indonesia.
Statistik Bencana
Membumikan wacana “Indonesia Tangguh Bencana” dalam tatanan pragmatis ternyata bukan persoalan yang sederhana.
Ketersediaan data kebencanaan dan analisisnya untuk melengkapi keterampilan indonesia dalam pengelolaan bencana yang telah menjadi rujukan dunia dalam pengelolaan bencana merupakan satu langkah maju lagi yang perlu di tempuh.
Kehadiran statistik kebencanaan dirasakan semakin mendesak untuk membantu perencanaan para pembuat kebijakan kebencanaan di Indonesia. Data dan informasi bencana selama ini dapat di akses melalui website:http://dibi.bnpb.go.id/.
Penutup
Era baru mitigasi bencana Indonesia sudah tiba. Semoga era baru dunia mitigasi kebencanaan Indonesia ini dapat semakin disambut oleh semua pihak yang terkait dalam membangun Indonesia yang Tangguh bencana tidak menjadi sebuah wacana saja, tetapi sebuah keniscayaan yang kita yakini kehadirannya di waktu-waktu mendatang. Kontribusi tenaga, pemikiran, penelitian, keberpihakan politik dari semua pihak akan menyuburkan era baru mitigasi bencana yang baru terbit ini.
Salam Hangat
Hari Bagindo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H