Mohon tunggu...
Hari Anggara
Hari Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Structural Reinforcement

Civil Engineering Student at Hasanuddin University

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Energi Surya Menjadi Listrik? Berikut Penjelasannya

2 Maret 2022   10:46 Diperbarui: 2 Maret 2022   10:46 2604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: p3tkebt.esdm.go.id

Kali ini kita akan membahas terkait energi cahaya matahari (surya) menjadi energi listrik. Di sekolah Dasar kita sudah tidak asing lagi dengan topik perubahan energi. Perubahan energi adalah salah satu perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, seperti perubahan energi listrik, mekanik, elektromagnetik, suara, kimia, termal dan energi nuklir. Hal ini sejalan dengan hukum kekekalan energi oleh James Prescott Joule yang berbunyi "suatu energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan tapi dapat dikonversi dari satu bentuk ke bentuk energi lain"

Dalam kehidupan sehari-hari listrik sangat berperan penting seperti sebagai sumber penerangan, penghasil gerak, sarana hiburan, media pengobatan, penghasil suara dan lain sebagainya. Salah satu sumber listrik yang saat ini banyak dibicarakan antaralain pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk mengatasi krisis energi, khususnya minyak bumi, yang terjadi sejak tahun 1970-an mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak negara di dunia. Di samping jumlahnya yang tidak terbatas, pemanfaatannya juga tidak menimbulkan polusi yang dapat merusak lingkungan. Lantas bagaimana bisa energi surya menjadi energi listrik? Berikut penjelasannya.

Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya (cahaya matahari) menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik ini bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, secara langsung dengan menggunakan fotovoltaik dan kedua, secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya.

Fotovoltaik mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotolistrik. Sedangkan pemusatan energi surya sendiri, menggunakan sistem lensa atau cermin yang dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor (panas).

Listrik yang dapat kita gunakan sekarang ini adalah listrik yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak atau gas bumi. Hasil pembakaran tersebut akan menghasilkan gas karbon dioksida yang dapat merusak atau berakibat buruk terhadap lingkungan.

Oleh karena itulah, penggunaan listrik tenaga surya saat ini dinilai sebagai salah satu alternatif untuk bisa mencegah dan mengurangi pemanasan global.

Alasan Energi Surya Menjadi Listrik

Perlu diketahui bahwa di alam semesta ini, ada dua jenis sistem energi surya yaitu energi surya pasif dan energi surya aktif. Untuk sistem energi surya pasif, kita tidak membutuhkan peralatan khusus untuk menerima energi surya tersebut. Misalnya adalah ketika kita menjemur pakaian di bawah terik matahari, pakaian akan menjadi sangat panas. Untuk sistem energi surya aktif, kita membutuhkan cara dan peralatan untuk bisa mengumpulkan energi matahari tersebut dan menyimpannya.

Cara kerja listrik tenaga surya baik termal ataupun fotovaltaik ini, memanfaatkan energi surya sistem aktif. Di mana listrik tenaga surya nanti akan membutuhkan alat khusus untuk menyerap energi matahari dan meminimalisir pemantulan sinar mataharinya. Kemudian dikumpulkan dan diproses hingga menjadi sebuah energi listrik.

Saat ini pun, panas energi matahari juga telah dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari untuk hal yang lebih modern. Matahari tidak hanya bisa mengeringkan pakaian yang dijemur, tetapi matahari juga bisa digunakan untuk menghangatkan rumah di malam hari. Misalnya rumah yang berada di daerah dataran tinggi, pemanfaatan ini dinamakan rumah kaca panas surya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun