Mohon tunggu...
Hariana Septi
Hariana Septi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teori Empati Martin Hoffman

18 Januari 2025   16:02 Diperbarui: 18 Januari 2025   16:02 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Teori empati Martin Hoffman, seorang psikolog Amerika, menjelaskan bagaimana empati berkembang sepanjang hidup seseorang. Hoffman berpendapat bahwa empati adalah bagian penting dari perkembangan moral manusia dan muncul sejak usia dini.

Apa Itu Empati Menurut Hoffman?

Menurut Martin Hoffman, empati adalah respons emosional yang berasal dari kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain. Hoffman menjelaskan bahwa empati tidak hanya bawaan sejak lahir tetapi juga dipengaruhi oleh perkembangan kognitif dan sosial.

Empati memainkan peran penting dalam perilaku prososial, yaitu perilaku yang membantu orang lain, seperti menolong, berbagi, dan peduli terhadap orang lain.

Tahapan Perkembangan Empati Hoffman

Hoffman membagi perkembangan empati menjadi empat tahap utama, yang masing-masing berkaitan dengan usia dan kemampuan kognitif individu.

1. Empati Global (0-1 Tahun)

Pada tahap ini, bayi belum dapat membedakan antara diri mereka sendiri dan orang lain. Ketika melihat orang lain menangis, bayi mungkin ikut menangis, tetapi ini adalah respons refleksif, bukan empati yang disengaja.

Contoh: Bayi menangis saat mendengar bayi lain menangis, meskipun mereka tidak tahu mengapa.

2. Empati Egosenstrik (1-2 Tahun)

Anak-anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki pengalaman yang berbeda dari mereka. Namun, mereka masih sulit memisahkan perspektif orang lain dari diri mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun