Mohon tunggu...
Hari Akbar Muharam Syah
Hari Akbar Muharam Syah Mohon Tunggu... Auditor - Karyawan

Karyawan di Salah Satu Perusahaan Swasta Nasional. Menulis tentang Jalan-jalan, sosial dan sastra. Pendatang baru di dunia tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Singgah Sejenak di Masjid Demak

20 Juni 2016   23:19 Diperbarui: 21 Juni 2016   06:51 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid tampak Depan (Dok. pribadi)

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, diadakan perbaikan terhadap Masjid Agung Demak antara lain dengan memperkuat tiang-tiang utama dengan jalan memberi pelapis kayu dan klem besi. Selanjutnya usaha-usaha perbaikan yang dilakukan pada abad XX.

Arsitektur

Kentalnya corak Nusantara terlihat dalam arsitektur Masjid Agung Demak.  Berbeda dengan masjid-masjid tipe Persia atau Turki yang biasanya memiliki kubah besar, Masjid Agung Demak justru beratapkan limas khas rumah adat Jawa.

Atap tersebut bersusun tiga undakan,  berbentuk segitiga sama kaki mirip dengan pura umat Hindu. Pada akhir undakan, terdapat ornamen besi berlafadz “Allah” berwarna perak gelap.

Di dalam ruangan, pengunjung dapat melihat 4 buah kayu besar yang menyangga atap masjid dengan begitu kokoh. Kayu-kayu besar bertulisakan nama 4 wali  yang turut membangun dan memberikan pilar ini untuk Masjid Agung Demak.

Nama wali yang tercantum di tiang Sebelah tenggara  adalah Sunan Ampel, sebelah barat daya buatan Sunan Gunung Jati, sebelah barat laut buatan Sunan Bonang, sedang sebelah timur laut merupakan sumbangan Sunan Kalijaga.

4 pilar utama (Dok. Pribadi)
4 pilar utama (Dok. Pribadi)
Di bagian purwasten, kesan kuatnya pengaruh majapahit begitu terasa. 8 pilar yang menopang atap  bagian ini berbahan kayu jati yang dibubuhi ukiran sulur-sulur khas kerajaan Majapahit.

Langit-langit terbuat dari material kayu alam berwarna coklat mengkilap dihiasi lampu gantung gaya eropa yang begitu anggun. Lantainya terbuat dari pualam besar-besar berwarna gading yang ampuh menyerap panas.

Bagian luar Masjid (Dok Pribadi)
Bagian luar Masjid (Dok Pribadi)
Gabungan atap kayu dan lantai pualam ini membuat Masjid Agung Demak menjadi penghadang udara panas pesisir yang begitu menyengat.

Jamaah akan dengan betah berlama-lama di masjid ini, baik untuk beribadah atau hanya sekadar berlindung dari gersangnya udara Kota Demak.

Bagian lain yang tak kalah menarik adalah adanya jam matahari sebagai salah satu indikator pelaksanaan solat. Majunya ilmu pengetahuan terutama geografi dan astronomi menjadi tuntutan Islam kala itu, karena praktik ibadah umat Islam tak dapat dipisahkan dari komponen dua disiplin ilmu yang menyangkut waktu dan tata astronomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun