Mohon tunggu...
Hari Utami Dewi
Hari Utami Dewi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengambilan Keputusan Bagi Pemimpin Pembelajaran

21 Oktober 2022   22:53 Diperbarui: 21 Oktober 2022   22:56 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 PGP

Dalam melakukan pengambilan keputusan tentunya tidak terlepas dari dilema etika atau bujukan moral. Selaras dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara pada Patrap Triloka yang terdiri atas tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, dan Tut wuri handayani, artinya di "di depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", "di belakang memberikan dukungan".

 Semboyan Prapta Triloka masih konstektual sampai saat ini, terutama jika dikaitkan dengan pengambilan keputusan bagi seorang pemimpin yang identik dengan keteladanan. Begitu pula pemimpin dapat memotivasi  dan memberikan dukungan kepada anggotanya terkait pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan terkadang memilih dari beberapa pilihan agar menjadi keputusan yang bertanggungjawab.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri tentunya dapat berpengaruh dalam prinsip-prinsip pengambilan keputusan, misalnya orang yang sudah mempunyai dasar pendidikan yang baik dengan nilai-nilai yang karakter baik yang sudah dibiasakan sejak kecil dalam keluarga maka pola asuh baik tersebut dapat mempengaruhinya kelak ketika dewasa. Seandainya menjadi pemimpin maka pola asuh tersebut mempengaruhinya dalam mengambil keputusan. Di samping itu pengalaman dan pendidikan seseorang juga mempengaruhi proses dalam pengambilan keputusan. Begitu pula nilai-nilai kebajikan menjadi hal terpenting dalam pengambilan keputusan bagi pemimpin.

Coaching dalam pengambilan keputusan terkait pada pengujian keputusan sangatlah berperan karena pertanyaan-pertanyaan diri yang timbul setelah pengambilan keputusan sebagai pertimbangan bijak, apakah hal yang diputuskan sudah sesuai? Apa perlu dikaji ulang? Apakah telah memenuhi prinsip dalam pengambilan keputusan? Apakah sesuai prosedur? Dan lain sebagainya. Keterampilan coaching bagi diri seorang pemimpin sangatlah penting untuk mengejewantahkan kompetensi diri dalam pengambilan keputusan agar benar-benar menjadi keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Aspek sosial emosional juga berperan bagi seorang pemimpin dalam mengambil keputusan, jika dalam keadaan labil atau terguncang jiwanya, maka janganlah sekali-kali menentukan keputusan saat itu, karena akan berefek dan berakibat fatal. Kompetensi Sosial Emisional (KSE) yang meliputi kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, interaksi sosial dan keputusan bertanggungjawab sangat erat kaitannya dalam pengambilan keputusan secara bijaksana. Apabila pemimpin memiliki KSE yang baik tentu mempengaruhi cara dia dalam mengambil keputusan secara arif  dan bijak. Oleh sebab itu KSE bukan hal sepele untuk dipraktikkan dalam pengambilan keputusan. Pemimpin yang memiliki kestabilan dan ketenangan jiwa sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan secara bijaksana.

Kasus-kasus yang terjadi pada masalah moral menimbulkan dilema etika, satu sisi benar dan satu sisi yang lain juga benar sehingga timbullah dilema. Dilema etika sebagai problem dalam moral yang mengandung nilai-nilai kebajikan di dalamnya. Pemimpin dibenturkan pada dilema etika yang meliputi pada paradigma individu vs community, justice vs mercy, truth vs loayalty, dan short term vs long term (individu lawan kelompok, rasa keadilan  lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang). 

Seorang pemimpin harus mampu mengidentifikasi, apakah problema yang dialami masuk salah satu dari paradigma tersebut?, setelah diidentifikasi maka pemimpin dapat meletakkan prinsip dalam menghadapi pilihan dalam pengambilan keputusan apakah berbasis berpikir akhir? Apakah berbasis berpikir peraturan? Ataukah berbasis berpikir pada rasa peduli? Kesemuanya menjadi bahan dasar untuk diolah menjadi keputusan yang bermanfaat.

Pengambilan keputusan yang tepat dan ideal tentunya setelah mengidentifikasi dan meletakkan dasar pengambilan keputusan berdasarkan tiga hal yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai kebajikan, dan bertanggungjawab. Jika dasar itu dipegang teguh dan dilaksanakan maka keputusan tersebut dapat bernilai sangat baik.

Setiap pengambilan keputusan tentu ada tantangannya, pasti ada pro kontra dari keputusan. Sebagai pemimpin yang baik ia harus bijaksana dalam menghadapi pro kontra tersebut dengan mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Keputusan yang diambil sudah melalui proses dan prosedur serta dipertimbangkan secara matang. Bagi yang tidak suka atau kontra adalah hal wajar dan tidak perlu dipersoalkan tetapi tetap diperhatikan.

Melihat potensi murid yang unik dan berbeda-beda, dalam memfasilitasinya tentu menggunakan cara pembelajaran yang berpihak pada murid. Begitu pula pada saat pengambilan keputusan maka berpihak pada murid mutlak dilakukan, dengan artian keputusan dengan asas kebersamaan dan melayani murid dengan sepenuh hati, yang sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara.  

Dalam pengambilan keputusan bagi seorang pemimpin hendaknya memperhatikan aspek jangka panjang dan masa depan murid. Tidak hanya melihat masa kini saja, tetapi bagaimana pengaruh keputusan tersebut menunjang keberhasilan murid di masa depan. Sehingga murid bisa menikmati hasil dari keputusan yang telah diambil oleh seorang pemimpin / kepala sekolah.

Kesimpulan akhir dari pada pengambilan keputusan terletak pada dasar apa sajakah yang telah diambil oleh pemimpin pembelajaran baik dari segi prinsip, prosedur, basis berpikir, paradigma, dan dilema etika. Pemimpin yang bijaksana adalah pemimpin yang mampu mengambil keputusan dengan berbasis pada nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu kepemimpinan yang terus berusaha agar selalu berpihak pada murid.

Pemahaman saya dalam pembelajaran modul 3.1 pada Pendidikan Guru Penggerak (PGP) terkait pada dasar, prinsip, langkah, dan paradigma dalam pengambilan keputusan sangat baik, karena saya belajar kepada para kepala sekolah hebat di lingkungan saya pada sessi wawancara pada tugas demontrasi konstektual. Saya banyak belajar dari tugas tersebut sehingga wawasan saya berkembang terkait bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat dan bijaksana.

Sebelum saya mempelajari modul 3.1 tentang materi pengambilan keputusan bagi seorang pemimpin, saya belum tahu akan makna mengambil keputusan, sebab saya berpikir masih jauh dan bukan ranah saya yang hanya seorang guru. 

Nah, di modul inilah saya dapat pelajaran berharga dan baru untuk saya aplikasikan ke dalam tindakan sehari-hari dan berusaha mempraktikkan materi tersebut dalam dunia nyata. Dampak kepada saya setelah mempelajari materi ini, saya lebih meningkat kompetensi dan pengetahuan saya di bidang kepemimpinan, khususnya dalam pengambilan keputusan.

Materi ini sangat berpengaruh bagi saya sebagai individu untuk terus berkembang dan meninggalkan zona zaman sebagai guru. Saya harus berpikir dan berusaha untuk memajukan bangsa melalui bidang pendidikan yang saya tekuni. Hanya dengan mulai dari diri untuk menjadi pemimpin pembelajaran kepada rekan sejawat di sekitar saya.  Semoga Allah meridai segala langkah dan ikhtiar saya untuk menjadi manusia yang bermanfaat.

           

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun