Saya masih mengetes lagi, dengan menanyakan kenapa tidak coba menggadaikan barang saja. Lagi-lagi ia menolak. "Yah ga ada barang mau digadai. Ada pun harta ya cuma rumah di kampung. Sayang kan kalau nanti disita kalau ga sanggup bayar," katanya lagi.
Saya merasa kasihan sekaligus kagum kepada perjuangan dua orang yang saling setia ini. Begitu panjang waktu yang telah mereka lalui bersama, dalam susah dan senang.
Mba Yanti dan Bang Oji ternyata berasal dari daerah yang sama, Kuningan. Bang Oji tunanetra, tapi cintanya terlihat begitu mendalam dan dewasa kepada Mba Yanti.
Begitu pula sebaliknya. Bisa 21 tahun bersama, di ruangan yang sama, mengerjakan hal yang sama, tanpa terlihat pernah cekcok di depan pelanggan, tentunya butuh tenggang rasa dan kelapangan hati yang luar biasa dari keduanya.
Warung Oji telah berdiri 21 tahun lamanya, dibangun dengan rasa cinta yang mengagumkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H