Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Warung Oji, Dedikasi 21 Tahun, dan Realitas Usaha Ultra Mikro

26 Februari 2021   08:58 Diperbarui: 26 Februari 2021   09:00 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

"Mas punya duit 5 jutaan ga, kita boleh pinjem dong buat bayar tunggakan sewa," tanya Mba Yanti saat membereskan warungnya menjelang tutup. PSBB membuat warung-warung harus tutup sebelum waktunya, padahal itu baru pukul 7 malam, sedang ramai-ramainya orang makan.

Pandemi COVID 19 memang mempersulit hidup banyak UMKM. Tapi nyatanya mereka survive. Selalu seperti itu tiap kali krisis terjadi, entah itu krisis moneter, prime mortgage, atau bubble dotcom. Yang kecil selalu lebih lincah dan tahan banting.

"Saya udah 21 tahun di sini bareng Bang Oji. Sejak umur belasan tahun. Awalnya jadi karyawan. Lama-lama eh kecantol, nikah deh," katanya sambil tersenyum tersipu.

"Emang Bang Oji sudah berapa umurnya?" Tanya saya menyelidik.

"Ya adalah 47 kali ya. Beda 10 tahun sama saya. Waktu kita nikah saya umur 18, dia 28. Sekarang saya sudah 37 tahun," jawabnya.

Saya terbelalak. Padahal muka mereka muda sekali. Kalau lihat dari penampilan saja harusnya di bawah 30 tahun.

"Bisa seawet itu pasti beban hidupnya ga banyak ya?" Ujar saya sambil tertawa-tawa.

"Ya ga juga. Sekarang pandemi seperti ini dagang harian paling pas-pasan buat makan.Itu nyari duit buat bayar kontrak warung aja susah. Sukur yang punya ngasih kelonggaran."

"Ga coba ambil kredit dari Bank?" tanya saya.

"Sudah.. Dapat KUR dari Bank BUMN kok. Makanya ga berani lagi. Ini aja masih nyicil 1 tahun lagi. Nanti kebanyakan nyicil, bunganya ga kuat," jawabnya.

"Kalau pinjaman online? Kan banyak tuh dan instan. Tinggal upload KTP aja." EWMbak yanti ngan tegas menggeleng. "Enggalah ga mau..."

Saya masih mengetes lagi, dengan menanyakan kenapa tidak coba menggadaikan barang saja. Lagi-lagi ia menolak. "Yah ga ada barang mau digadai. Ada pun harta ya cuma rumah di kampung. Sayang kan kalau nanti disita kalau ga sanggup bayar," katanya lagi.

Saya merasa kasihan sekaligus kagum kepada perjuangan dua orang yang saling setia ini. Begitu panjang waktu yang telah mereka lalui bersama, dalam susah dan senang.

Mba Yanti dan Bang Oji ternyata berasal dari daerah yang sama, Kuningan. Bang Oji tunanetra, tapi cintanya terlihat begitu mendalam dan dewasa kepada Mba Yanti.

Begitu pula sebaliknya. Bisa 21 tahun bersama, di ruangan yang sama, mengerjakan hal yang sama, tanpa terlihat pernah cekcok di depan pelanggan, tentunya butuh tenggang rasa dan kelapangan hati yang luar biasa dari keduanya.

Warung Oji telah berdiri 21 tahun lamanya, dibangun dengan rasa cinta yang mengagumkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun