Inilah yang kemudian gagal dipahami SJW, lah ya jelas karena mereka memang dititipi pesan kebencian terhadap sebuah pohon thok. Seolah kalau satu saja pohon itu berhasil hidup, maka jutaan rakyat akan mati berdiri. Sudah mirip aliran sesat.Â
Apakah sawit itu pasti baik seperti yang pernah diangkat dalam bentuk hestek?
Salahkah pisaunya? Pisaunyakah yang kita jatuhkan hukuman mati kalau ada seseorang kehiangan nyawa?\\
Dan buktinya sudah banyak kok perusahaan-perusahaan yang menghadapi denda miliaran hingga triliunan akibat praktik yang salah. Perusahaan-perusahaan seperti itu tentu patut kita musuhi.
Tuduhan oleh BBC Indonesia
Nah sekarang dengan kebencian yang menyala-nyala tanpa dasar atas sebuah pohon, seperti pada Abad Pertengahan juga ada yang melaknat orang lain sebagai penyihir tanpa pernah terbukti orang itu adalah penyihir, politik yang sama dijalankan oleh industri-industri minyak pesaing sawit. Pokoknya sawit itu salah, pokoknya yang bersalah atas matinya orang utan itu sawit, pokoknya sawit itu tanaman mengancam kelestarian makhluk hidup lain.
Iya, seperti saya bilang, kalau pohon mangga ditanam massal dengan penuh keserakahan, jadilah pohon mangga itu perusak lingkungan. Problemnya bukan di jenis pohonnya, tapi perilaku manusia yang menyalahgunakannya untuk keuntungan pribadi.
Â
Itulah hal serupa yang kita hadapi dengan sawit. Mindset kita saat awal terjadi booming sawit pada tahun 90an, adalah sawit itu tanaman monokultur, ditanami di lahan ribuan hektar tanpa ada penyeling pohon atau sayuran lainnya. Praktik seperti itu tentu merusak lingkungan dan merusak habitat satwa yang jelas tidak mungkin hidup dari memakani buah sawit.