Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mau Untung Jadi Buntung

9 Juni 2020   05:09 Diperbarui: 9 Juni 2020   05:11 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar free dari pixabay

"Nyesel ikut-ikutan investasi! Nyesel!" Teriakan Megan mengagetkan saya yang sedang berkonsentrasi membereskan laporan hari ini. Ia teman sebelah kubikel di kantor. Hari ini Megan kedatangan laporan performa investasinya di salah satu reksadana. Ia juga memperlihatkan laporan nilai asuransinya yang terhubung dengan unit link. Kebakaran..

"Kenapa lo? Kok tiba-tiba gitu ngomel-ngomel?" Tanya saya.

"Iya ini masa duit udah cape-cape dikumpulin puluhan tahun, sekarang sisa setengahnya doang?" Mukanya kusut sekali.
 
"Lah ya namanya juga investasi, Ada masanya naik, ada masanya turun. Kan baru 6 bulan lalu lu pamerin ke gue kalau lu jadi bisa jalan-jalan ke luar negeri karena investasi lo berlipat ganda?"

"Iya.. Tapi kok gue ga pernah diinfokan kalau nilainya juga bisa ancur!? Waktu jualan si mba salesnya ga jelasin ini. Parah banget! Nipu!" Katanya sambil membanting gelas kopi sehingga menggetarkan seisi kantor.

"Ya iyalah namanya juga orang sales, dikejar target. Sebisa mungkin elo tandatangan tanpa sadar resikonya. Emang ga lu baca dulu syarat dan ketentuannya dan nanya-nanya dulu sama si mba nya?"

"Mana gue tau Har! Kalau dari awal tahu begini ya gue ga bakal main invest-investan. Taro aja tuh duit di bawah bantal!" Bibir Megan dimanyunkan.

"Lah lu taro di bawah bantal pun ada resiko kerampokan kan? Kalau kebakaran terus lu ga sempat selamatin gimana? Resiko juga kan itu?" Saya kembali bertanya.

"Sama juga investasi, mau itu deposito, reksadana, unit link. Semua ada resiko. Dan kebetulan sekarang lagi ada wabah COVID 19 ya pasti semua nilainya anjlok. Wong rata-rata karyawan dirumahin waktu PSBB, gimana ga anjlok kinerja perusahaanya?" Saya berusaha memberi penjelasan paling logis dan dicerna.

Memang akhir-akhir ini banyak sekali orang-orang yang merasa menjadi "korban" dari produk investasi. Salah satu yang belakangan ramai adalah Axa Mandiri. Bahkan sampai ada group orang-orang yang merasa menjadi korban penipuan dari asuransi yang dihubungkan dengan unit link. Sehingga saat dunia investasi lesu, mereka kehilangan banyak sekali uang yang dulu dipotong tiap bulan dari rekeningnya. Tentu bukan mereka saja yang terkena protes dari nasabahnya, tapi juga banyak perusahaan investasi dan asuransi lainnya.

Padahal kalau diperhatikan keluhannya baik-baik, mereka bukannya ditipu literally, tapi lalai membaca ketentuan bahwa yang namanya berinvestasi sewaktu-waktu bisa turun nilainya.

Padahal ya itu, saat wabah begini, nyaris berbagai instrumen investasi terjun bebas saat COVID ini. Yang main mata uang akan pusing sendiri melihat naik turun rupiah begitu cepat. Yang investasi di saham atau reksadana, bisa lihat sendiri anjloknya IHSG kita. Mungkin yang bisa senyum sedikit mereka yang masih sempat menyimpan uangnya di emas. Harga emas memang nyaris naik dua kali lipat, mendekati 900 ribu, sebelum akhirnya beberapa minggu ini turun perlahan.

Tapi sekali lagi, berinvestasi di emas pun bukan tanpa resiko. Emas dalah benda fisik yang bisa menjadi sasaran perampokan atau hilang saat terjadi bencana.

Simpan di deposito? Bisa juga sewaktu-waktu ekonomi negara kacau dan banknya tiba-tiba kolaps. Atau terjadi huru-hara sehingga menyebabkan rush perbankan dan inflasi melejit seperti 1998. Rupiah yang kita depositokan tiba-tiba turun berkali lipat nilainya. Sami mawon.

Selagi menyangkut pautkan investasi, pasti akan diikuti resiko, selain bisa mendatangkan performa. Mimpi saja kalau merasa ada investasi yang tak ada kemungkinan turun atau bahkan hilang sama sekali.
Karena itulah kita selalu disarankan cerewet kalau menghadapi tawaran sales, financial advisor, investment manager atau apalah apalah namanya. Namanya orang jualan dikejar target, ya pastilah yang diciumkan ke hidung kita yang wangi-wangi bak mawar melati saja. Biar kita cepat tergiur dan tandatangan, close the deal ASAP, lalu mereka dapat komisi. Sementara yang busuk bak bunga tai ayam sebisa mungkin tidak dijelaskan.

Polis yang mereka sodorkan harus dibaca baik-baik sebelum ditandatangani. Pasti ada satu atau dua pasal aturan kerjasama investasi yang merugikan kita saat terjadi masalah. Karena itu baca terlebih dulu dengan cermat dan tanyakan kalau ada syarat dan ketentuan yang akan merugikan kita di masa depan. Bahkan kalau bisa, ajak teman yang lebih mengerti investasi untuk mereview bersama-sama. Kalau sudah benar-benar paham pasal per pasal perjanjian, baru tandatangan.

Selain itu banyak buku-buku mengenai investasi yang bisa kita pelajari terlebih dahulu sebelum mulai memilih dan memilah produk apa yang akan dibeli. Saran saya, hindari buku-buku yang beraroma janji cepat kaya dalam sekejap. Itu mah sama saja ujungnya akan jualan produk juga.

Edukasi diri kita untuk mengenali resiko, bukan sekedar mengejar benefit. Bahkan kalau bisa sampai kita bisa mengawasi pergerakan dari detik ke detik atas uang yang sudah kita tanamkan. Jadi kita tahu kapan mau tetap beternak uang, kapan harus menariknya untuk memperkecil kerugian.

Jadi tidak semua salah perusahaan tempat kita berinvestasi. Apalagi salahnya pemerintah. Lah bukan. Semua terjadi karena memang saat berinvestasi, uang yang kita tanamkan bisa hasilnya naik, bisa hasilnya turun.

"Nah gimana, masuk di kepala lu ga penjelasan tadi?" Tanya saya ke Megan. Masih dengan muka yang manyun, ia mengangguk-angguk.

"Kenapa ini ga lo kasih tau lebih awal sik?" Tanya Megan dengan kesal.

"Ya gimana, elo kan bangga banget waktu itu, ntar kalau gue kasih tahu, bakalan ngambek tujuh keliing lagi merasa gue jatuhin mimpinya jalan-jalan ke luar negeri. Hehehe."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun