Syukurnya karena hampir tiap sudut ada CCTV, pelakunya cepat tertangkap dan digelandang oleh pasukan polisi ke ruang tertutup. Penumpang yang merasa barangnya kehilangan, satu per satu dipanggil dan dikembalikan barang miliknya.
Lumayan juga, ada laptop, HP, dan uang tunai jutaan. Semua dilakukan saat semua orang terlelap. Padahal sudah berkali-kali diumumkan bahwa tidak boleh mengisi baterai HP saat sedang terlelap, karena mudah sekali diambil orang jahat.
Inilah risikonya kalau naik kapal dalam keadaan berdesak-desakan. Harusnya kita sangat awas terhadap barang bawaan berharga. Namun, sekali lagi, dengan bantuan teknologi yang terpasang hampir di setiap sudut kapal, pelakunya dengan mudah tertangkap.
![pelabuhan anging mamiri makassar, dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/24/anging-mamiri-5db0bc57097f3659ab0bc5f3.jpeg?t=o&v=555)
Di luar itu semua, transportasi kapal tidak selambat yang sering dibayangkan orang. Setidaknya dibanding saya harus berputar-putar lagi dari Kendari, melalui jalur darat ke Makassar, yang harusnya memakan waktu sekitar 1,5 sampai 2 hari, maka dengan Kapal Laut dari Pelni, cukup ditempuh dalam 16 jam.
Maka demikianlah petualangan saya dalam perjalanan Baubau ke Makassar. Luar biasa berkeringatnya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI