Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Toraja, Tak Selamanya Soal Upacara Kematian

13 Oktober 2019   23:56 Diperbarui: 14 Oktober 2019   00:02 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditambahi lagi dengan sambalnya yang pedas. Nah.. inilah kepedasan ala masakan timur Indonesia yang saya cari-cari dari kemarin. Cukup sesendok kecil, saya sudah beruwah-uwah sampai suapan terakhir. Sedap betul!

Setelah beberapa saat berjalan sendiri, saya merasa bahwa banyak aura positif dan inspiratif kok di Toraja. Termasuk menikmati senja di tepian kebun, dengan sinar mentari mengintip malu-malu di balik perbukitan. Toraja tak selamanya menyimpan aura mengerikan.

Tapi memang terus terang transportasi di Toraja memang agak menyulitkan, apalagi di sekitar Toraja Utara. "Di sini paling-paling gojek itu populasinya tujuh orang," Pesan Zed tertawa, sebelum saya benar-benar berpisah. Jadi saya harus mengandalkan berjalan kaki atau menumpang mobil warga yang juga hendak ke Rantepao.

Dan di sinilah saya melihat kejujuran dan kebaikan hati warga sekitar. Saat kebingungan mencari angkutan umum ke Rantepao, seorang laki-laki mendekati saya. "Hendak ke manakah?" Saya menjawab ingin ke ibukota. "Sudah saya antar saja. Ganti saja nanti bensinnya," katanya menawarkan saya ke penginapan terdekat di Rantepao.

Terus terang berjalan sendirian di negeri orang, menaiki mobil warga sekitar membuat saya deg-degan. Apalagi tas saya penuh gadget. Bisa berabe kalau apes mendapat tumpangan penjahat. 

Tapi ternyata orangnya ramah sekali dan bisa diajak ngobrol mengenai Toraja. 'Kalau detailnya saya kurang tahu karena aslinya saya dari Makassar. Tapi kalau mau lihat-lihat tempat wisata, boleh bermain ke sekitar Makale," Infonya.

Sebagai info, Toraja telah mengalami pemekaran sejak 2008. Sebagian wilayah di Utara menjadi Kabupaten tersendiri bernama Toraja Utara dengan ibukota Rantepao. Sementara Toraja sendiri tetap dengan ibukota Makale.

Setelah sampai di hotel, saya mengucapkan kepada supir dadakan yang ternyata bernama Bayu. "Catat saja no WA saya. Nanti kalau perlu cari mobil atau butuh beli mobil bekas untuk berkeliling Sulawesi, bisa saya carikan ke seluruh keluarga dan kenalan."

Benar-benar ramah orang Toraja. Sehingga banyak sekali yang bisa saya ceritakan soal Toraja, selain wisata kematian alias pemakaman alias ma'nene, yang akan saya lanjutkan kembali di cerita berikutnya.  

Pemandangan di Bukit Buntu, dokpri
Pemandangan di Bukit Buntu, dokpri

Kumainkan untukmu

sebuah lagu, 

tentang negeri di awan

di mana kedamaian

menjadi istananya 

dan kini tengah kau bawa

aku menuju ke sana.

Iringan  lagu Katon Bagaskara mengiringi saya menyelesaikan tulisan ini...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun