Atas dukungannya, Prabowo berjanji akan menjemput langung Rizieq Shihab jika terpilih sebagai presiden nanti, yang tentunya akan mengembalikan lagi kegemilangan FPI setelah sekian lama agak tertatih tanpa panutan sang Imam Besar. "Dalam Ijtimak yang kedua saya sudah mengatakan begitu saya menang saya akan mengembalikan Habib Rizieq Syihab kembali. Saya akan kirim pesawat saya sendiri untuk menjemput beliau. Beliau difitnah dan dizalimi," janji Prabowo dengan yakinnya.
Ulama kedua pendukung Prabowo adalah Gus Nur, alias Sugi Nur Raharja. Ustadz yang terkenal dengan umpatan "jancuk!"nya ini salah satu yang sibuk mempromosikan Prabowo dan menghujat pemerintah dari masjid ke masjid. Ia juga dengan santai memutuskan haram untuk memilih Jokowi pada saat Pilpres 2019 nanti, "Cuma aku ngasih wacana, haram hukumnya milih Presiden Jokowi, kembangkan. Kalau mau. Kata siapa Gus, haram? kata Saya. Dalilnya mana Gus? Qola Gus Nur. Kok repot kuwon. Gitu selesai." ucapnya dalam sebuah ceramah di sebuah masjid di Kota Solo. Gus Nur saat ini menjadi tersangka pencemaran nama baik terhadap NU.
Ulama ketiga yang menjadi pendukung keras Prabowo adalah Ustadz Arifin Ilham. Ia menyatakan akan patuh kepada apapun hasil Ijma' Ulama. Inilah yang kemudian mendasarinya untuk memilih melabuhkan dukungan kepad Prabowo - Sandi. Meskipun kemudian Ustadz Arifin Ilham sulit aktif mempromosikan pasangan ini karena dilanda sakit keras. Saat sakit, Jokowi dan Ma'ruf Amin adalah yang lebih dulu menjenguknya. Barulah kemudian Prabowo menyusul setelah beberapa hari. "Titip salam juga untuk Pak Prabowo kemudian beliau ngucapin terima kasih. Saya juga nggak lama-lama tadi menjenguknya. Saya sampaikan untuk tetap semangat dan tetap kuat ya. Saya kira insyaallah mudah-mudahan baik-baik ya," ucap Fadli Zon saat membesuk UAI.
Ulama keempat yang menjadi pendukung Prabowo adalah Ustadz Tengku Zulkarnaen. Terkenal sering menyebarkan info keliru melalui akun medsosnya, @ustadtengkuzul beliau sangat kuat mendukung Prabowo. "Prabowo itu dekat dengan ulama. Selama ini beliau dekat bersama sama dengan ulama. Beliau tidak pernah menyakiti perasaan umat Islam. Beliau juga Nasionalis sejati, cinta kepada rakyatnya dan tidak pro kepada asing," ungkap Ustadz Tengku Zul memberikan rekomendasi kepada umat. Wakil Sekjen MUI ini juga pada suatu rekaman ceramahnya mengungkapkan bahwa ia tidak bermasalah dengan Jokowi dan KH Ma'ruf Amin, namun sangat khawatir kepada orang-orang di sekeliling mereka.
Mereka yang Tetap Netral: Ustadz Abdul Somad, Gus Mus, Haedar Nasir dan Din Syamsudin
Dianggap dukungannya strategis, Gus Mus juga tidak berterus terang mengenai dukungannya. Dalam kesehariannya menjadi pembesar NU, ia justru mengingatkan agar tidak ada pembicaraan politik praktis di PBNU. "Para pengurus/pemimpin NU yang harus bersikap hati-hati dalam menyampaikan pernyataan-pernyataan; terutama bila berkaitan dengan politik praktis, dan sebaiknya tak usah bicara politik praktis di kantor NU. Bukan tempatnya" ungkapnya.
Sementara itu, berbeda dengan NU yang lebih condong kepada salah satu calon, Haedar Nasir selaku Ketua PP Muhammadiyah memilih sikap netral. Ia mengingatkan agar keseluruhan pengurus Muhammadiyah agar juga tidak terlibat memihak dalam Pilpres 2019 ini, walaupun tetap aktif terlibat, "Aktif ini untuk menjaga dan merawat bangsa agar kontestasi politik ini menjadi pertandingan yang keras, melibatkan isu-isu keagamaan, suku, ras dan golongan," jelasnya.
Meski sering dikabarkan melalui Whatsapp broadcast memusuhi Jokowi dan mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden, Din Syamsuddin sebenarnya lebih memilih netral. "Saya, ya, ingin berada di tengah bersama kekuatan bangsa yang saya kira banyak, ya. Karena itu, mulai hari ini, 21 September, ini baru dengar nggak ya, baru dengar nggak? Harusnya besok ini," ungkap Din Syamsuddin. Sikapnya ini mendapat dukungan banyak pihak karena berani mempertaruhkan jabatan demi netralitas, tak mendukung baik Jokowi maupun Prabowo.
Nah, sekian ulasan ulama yang mendukung Jokowi, Prabowo, maupun yang netral. Buat kamoh-kamoh yang masih butuh pertimbangan memilih capres 17 April 2019 nanti, mau pilih siapa gaes? Beritahu lewat komentar di sini ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H