Hah? Apoaaah!? Jadi ada masjid pusat aliran sesat di Aceh sekarang? Jokowi bikin masjid menyesatkan? Jokowi bikin rakyat Aceh sesat? Astaghfirullohalazim nauzubillahiminzalik...
Tunggu dulu.. baca dulu kisah saya lengkap sampai habis ya.. Â
Ceritanya dalam perjalanan #1000kmJKW menjelang Bireun, hari sudah pagi, saya memutuskan mandi, berganti baju, lalu ngopi di warung di desa sekitar. Sambil mendengarkan obrolan mereka mengenai Piala Dunia semalam, sekilas saya mendengarkan info mengenai Masjid Jokowi, walaupun samar.
Karena mendengar cerita warga setempat soal Masjid Jokowi tersebut, maka jadilah saya penasasran. Saya coba mencari masjid yang dulu katanya runtuh karena gempa di Aceh.
Katanya berkat kesigapan Jokowi, bangunan megah tersebut kembali berdiri, bahkan lebih indah, dikerjakan oleh Kementerian PU dan Waskita Karya dalam 2 tahun saja! Karena mengagumkan hasilnya dan cepat kerjanya, masjid itupun oleh beberapa warga Aceh disebut Masjid Jokowi..
Namun saya tidak hendak cerita soal Masjid. Terlalu banyak masjid di Aceh, dan sudah banyak foto-fotonya. Jadi yang saya angkat adalah masakan khas Aceh yang tidak akan ketemu di Provinsi lain: Pliek!
Yang paling berkesan tentu di Desa Sawang, Aceh. Sebelum masuk ke desa ini, saya harus offroad dulu naik turun bukit terjal, memang menyisa mobil. Tapi saya bersyukur jadi bisa melihat sendiri pemanfaatan dana gampong (dana desa) menjadi berbagai bentuk pembangunan kecil, sederhana, namun efektif dan nyata manfaatnya bagi warga sekitar.
Di Lokchut, misalnya, dana desa terpakai untuk irigasi, pengecoran jalan masuk, dan lainnya. Ada seorang pasangan Suami Istri di Lok Chut, Sawang, yang bahkan sampai berani menyekolahkan ketiga anaknya jadi dokter karena begitu yakin dengan perubahan nasib baik mereka di masa depan. Ada banyak contoh lainnya dari penerapan Dana Desa yang sukses. Contohnya pembuatan ruko warna-warni, sehingga pantai Aceh yang awalnya dipenuhi gubuk kumuh, kini mulai berbenah jadi cantik dan menyenangkan mata.Â