Kata orang bijak, malam hari adalah waktu terbaik merayu Tuhan. Berdoalah yang terbaik; untuk diri sendiri, ayah-ibumu, istrimu, anak-anakmu, para kerabat, teman-temanmu, tetanggamu, orang-orang yang menyukaimu, bahkan orang-orang yang membencimu.
Tuhan, siapa pun yang bersedih, pudarkanlah kesedihannya saat mereka tidur pada malam hari. Ubahlah menjadi kebahagiaan pada keesokan harinya. Agar kehidupannya lebih indah dengan banyak senyuman yang dibagikannya.Â
Mungkin kau tidak bisa tidur. Jadi sibukkan dirimu setiap malam hari menjelang. Menulis, menggambar, membaca, atau apa saja. Supaya sedihku bisa dilupakan. Hatimu harus bahagia lalu langitkan doamu. Semoga takdirmu menjadi lebih baik.
Basuhlah lahiriahmu dengan air sebelum tidur. Dan jangan lupa, bersihkan batinmu juga. Saat berinteraksi dengan orang lain, mungkin saja mereka tak sengaja atau sengaja membuat kesalahan padamu. Maafkanlah mereka, tanpa terkecuali. Lalu pergilah tidur dengan hati yang bersih. Malam hari yang kau lewati tentu indah bercahaya.
Saat kau menganyam hari dengan segala kesibukan, sikap-sikap baikmu sebagai manusia dipertaruhkan. Maka betapa elok jika sebelum tidur pada malam hari, kau bertanya kepada dirimu sendiri. Apakah segala tindak-tandukku sepanjang hari tadi layak dihargai dengan surga?
Tengoklah langit pada malam hari. Bintang-bintang semakin jelas berpendaran pada kepekatan angkasa. Jika kau sedang dilanda kesedihan yang menggulita, pasti ada cahaya di celah-celah jiwamu. Itulah cahaya kebenaran dari Tuhanmu untuk menguatkan kerapuhanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H