Dari balik kaca jendela kebahagiaan
yang akan membawaku ke pulau kedamaian
kulihat di ufuk kemesraan
nurani memancarkan cahayanya
yang menguning keemasan
Tetapi kini prasangka telah menjelang
mendera memasuki pintu hati
Aku coba mendekap erat pikiran renta
yang terbungkus kemasan mengkilat
Prasangka itu segera duduk,
menyandarkan pikiran-pikiran gelapnya
dan menarik napas dalam-dalam
Kemudian matanya tertuju pada cinta
yang ada di hatiku
Mata itu tampak berwibawa,
"Boleh lihat?" katanya
Aku segera menyodorkan cintaku
Ia kemudian membukanya perlahan-lahan,
"Sering cinta hanya menulis yang indah saja."
Komentarnya menggantung
menderum membentuk rangkaian pertanyaan
yang melintas-lintas di antara pikiran
Perdebatan sengitpun meletus
di wilayah logika yang berbatu cadas
dengan nurani yang dikepung gugatan
Debur prasangka berdentam-dentam
menghantam cintaku
seolah ingin menumpahkan mendung
Kebahagiaanku tersirap
Ribuan prasangka menusuk-nusuk hati
meluncur memasuki nurani
yang dipaksa meredup
Surabaya, 20/09/2017