dan menarik napas dalam-dalam
Kemudian matanya tertuju pada cinta
yang ada di hatiku
Mata itu tampak berwibawa,
"Boleh lihat?" katanya
Aku segera menyodorkan cintaku
Ia kemudian membukanya perlahan-lahan,
"Sering cinta hanya menulis yang indah saja."
Komentarnya menggantung
menderum membentuk rangkaian pertanyaan
yang melintas-lintas di antara pikiran
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!